Monday, November 25, 2013

Melihat Hidup Yang Tak Beraturan

Kisah Bani Israil yang diperbudak di zaman Mesir hingga kemudian menemukan ka’bahnya di Yerusalem sesungguhnya adalah kisah setiap insan, itu akan berlaku untuk setiap individu yang mencari Allah Ta’ala. Tugas kita masing-masing untuk bisa mengidentifikasi apa arti laut yang terbuka dalam hidup kita, apa arti terkatung-katung di Padang Tih selama 40 tahun dsb. Dengan harapan memasuki usia 40 tahunan kita sudah bertemu diri, menemukan shiraathal mustaqiim-nya. Rasulullah saw bersabda “Orang yang dalam shiraathal mustaqiim walaupun hidupnya terlihat tak beraturan (awut-awutan) tapi sesungguhnya dia melangkah dalam jalan yang haq”. Sang hamba telah berjalan dalam jalan yang tegak, berarah, teguh, kokoh, tidak lemah, lain dengan manusia yang tidak berjalan dalam shiraathal mustaqiim walaupun terlihat hebat di mata kebanyakan manusia.

Rasulullah saw pun bersabda “Tidak akan mencapai iman yang sempurna hingga ia melihat manusia seperti unta-unta dan seperti anai-anai yang berhamburan’.
Apa anai-anai itu? Ia adalah gambaran bagi sesuatu yang berhamburan tak punya arah.
Di dalam QS Al Qari’ah dikatakan bahwa “Al Qari’ah adalah suatu hari dimana keadaan manusia seperti anai-anai yang berhamburan”, hari itu bukan hanya terjadi nanti di alam akhirat, karena kiamat itu dua macam, ada kiamat kubro (kiamat besar) dan kiamat shugro (kiamat kecil). Di dalam diri manusia juga ada Al Qori’ahnya, kapan? Yaitu ketika tajali Allah hadir dalam diri seorang insan.

Jadi, orang yang Allah telah bertajali dalam dirinya itu adalah suatu kondisi keimanan dimana orang itu akan melihat manusia seperti anai-anai yang berhamburan atau hidup seperti ternak, tidak ada arah, terjebak dalam hiruk-pikuk dunia dan lupa akan amanah utamanya.***

No comments:

Post a Comment