Tuesday, June 13, 2023

 My father, my communication coach


Seumur hidup saya tidak pernah ikut kursus komunikasi atau public speaking. But somehow, kalau saya sudah bicara di depan audiens kata-kata itu mengalir mudah saja. I even get energy from that. Makanya dulu pernah menikmati sekali bekerja sebagai trainer. Jalan-jalan ke pelosok Indonesia sampai keluar negeri untuk presentasi dibayarin kantor hotel dll dan di akhir bulan dapat gaji besar. Wah heaven banget pokoknya. Tapi ternyata Allah Ta’ala memperjalankan saya ke tempat jalan hidup yang lebih presisi. I have to admit, dimanapun saya berada, dalam posisi apapun, communication skill yang Allah berikan membuat saya bisa lebih cepat menapaki karir dan diterima oleh sekitar.


I have to give this credit to my father. Dari beliau saya belajar berkomunikasi dengan orang. He was a chatter. Orang bisa dibuat betah bicara berjam-jam dengan beliau, apapun latar belakangnya. Saya ingat setiap minggu Papa selalu diskusi berjam-jam dengan seorang pendeta dari gereja pentakosta dekat rumah. Walaupun diskusi kerap berlangsung hangat, they agree to disagree. Sebuah kedewasaan dalam berdiskusi yang saya serap secara tak sadar - sambil mulut saya mengunyah sebungkus chiki rasa kaldu ayam kesukaan saya.


Saya lihat Papa begitu luwes menghadapi orang-orang yang dianggap aneh di masyarakat pada saat itu. Kaum transgender yang cenderung dimarginalisasi bisa diraih oleh Papa dan dibuatkan tulisan khusus yang membuat kita lebih memahami kisah hidup mereka.


Papa suka blusukan juga. Mencari informasi ke rumah di gang-gang seputar kota Bandung untuk mewawancarai dan memuat artikel tentang Pak Sariban, seorang petugas kebersihan di Bandung yang memiliki sepeda unik, stang sepedanya diganti dengan stang mobil dengan berbagai hiasan. Orangnya pun seunik sepedanya.


Spesialisasi almarhum Papa adalah mewawancara orang-orang yang memiliki pengalaman khusus dalam hidupnya, sebuah perubahan besar yang mengguncangkan. Mereka yang mungkin cenderung dikucilkan oleh masyarakat. Papa akan datang dan menghabiskan jam demi jam mencoba memahami latar belakang mereka dan menuliskan kisahnya. Sungguh tak mudah membuat orang yang baru ditemui untuk membuka diri dan menceritakan hal-hal pribadinya, apalagi mengetahui bahwa kisah itu akan dimuat di media massa. Papa biasanya punya cara untuk meraih kepercayaan orang itu. 


My father is a very fine storyteller. Dia bisa menceritakan kisah yang biasa didengar jadi demikian menarik lengkap dengan ekspresi dan intonasi yang disesuaikan. Dan saya belajar banyak dari beliau. So, when i friend of mine praise me how a wonderful storyteller and excellent speaker i am. Saya terdiam dan teringat almarhum Papa saya. It wasn’t me. It was him. Kemampuan saya berkomunikasi datang dari orang tua saya. Saya cuma menikmati apa yang ada dan mencoba memanfaatkannya sebaik mungkin agar bernilai akhirat. Agar pahalanya mengalir kepada kedua orang tua saya. Al fatihah❤️


No comments:

Post a Comment