Apa kesamaannya antara mencuci piring dan menerjemahkan buku.
Atau antara mengasuh anak dan hening berdzikir di atas sajadah.
Atau antara mendengarkan curhatan orang dengan bermunajat kepada Allah.
Atau antara berjibaku mencari nafkah dengan duduk manis mendengarkan pengajian.
Atau antara melayani satu orang dan melayani 1000 orang.
Atau antara berbicara dengan pimpinan negara dengan bicara dengan tukang parkir.
Apa benang merahnya?
Apa hal yang menyatukan itu semua?
Apa causa prima dari semua fenomena dan kegiatan itu?
Buat saya, semua menyatu karena keluar dari sapuan tinta ciptaan Sang Pencipta yang mewujud menjadi takdir.
Ada Tuhan di balik sesuatu.
Ada Tuhan di balik anak yang rewel.
Ada Tuhan di balik kondisi fisik yang ada.
Ada Tuhan di balik setiap pasang surut kehidupan, siang-malam, terang-gelap, keberlimpahan dan kesempitannya.
Keberadaan-Nya membuat hidup menjadi bermakna. Karena tak ada sesuatu yang Dia izinkan kecuali pasti didasarkan ilmu dan timbangan kebenaran-Nya.
Kesadaran bahwa Dia ada di balik sesuatu membuat kita bisa lebih menerima takdir kehidupan kita dengan lebih suka cita. Menyadari bahwa semua sudah dikadar dan bahwa apa yang luput dari kita diganti dengan sesuatu yang lebih baik. It’s always a win-win solution. Tak ada kerugian dalam kacamata orang yang beriman. Perkara belum sampai pemahaman dan ilmunya tak masalah, orang beriman terbiasa berjalan dengan kegaiban dan ketidaktahuan, mereka baik-baik saja karena mengimani bahwa Allah yang akan menjamin semuanya. Bahwa Allah tak akan menelantarkan mereka. Bahwa Tuhan yang sama yang mengirimkan semua fenomena dan keadaan adalah Tuhan yang menjadi sumber utama dari semua hal. Yang menyatukan yang berserak.
Yang menyulam yang tercabik.
Yang merekatkan yang tercerai berai.
Dengannya dia sudah tak lagi membedakan berada di depan sajadah atau di depan laptop.
Work from home atau mengukur jalanan seharian.
Kondisi sehat atau sakit.
Dapat gaji atau untung kecil atau banyak.
Semua fenomena akan selalu datang silih berganti seperti pasang surut lautan. That’s life.
Apapun itu yang sang mukmin lihat adalah tangan Tuhan. Di balik senyuman atau muka masam seseorang. Di balik cacian atau pujian. Di balik saat bahagia atau saat berduka. Ada tangan Yang Kuasa yang mengirim itu semua.
Dan jika engkau betul-betul yang mencari Dia, akankah kau tertawan dengan semua pemberian itu sambil tak melihat Dia yang berada di balik itu semua?
“…agar menjadi jelas siapa yang telah mencintai-Ku dari kalangan umat manusia.”
- Kitab Nabi Idris II, pasal 30
No comments:
Post a Comment