..Barangsiapa yang beriman billah, maka Allah beri petunjuk kepada hatinya. (Al Qur’an [64]: 11)
Di ayat ini disebutkan fungsi qalb sebagai penerima petunjuk Allah Ta’ala.
Hampir dalam setiap langkah dalam hidup kita harus menentukan pilihan, mulai saat membuka mata di pagi hari apakah kita akan segera bangun atau tidur lagi? Saya harus kemana? Pekerjaan yang mana yang harus saya ambil? Buku mana yang saya baca? Pasangan hidup saya yang mana? It’s a never ending story.
Saat kita memohon kepada Allah sesuatu, akan tetapi dalam dada kita masih dipadati oleh debu-debu dunia, hawa nafsu dan syahwat, maka sebenarnya sulit untuk menangkap yang mana petunjuk Allah Ta’ala. Mirip halnya gelombang radio FM, kalau tidak ada alat antena atau dekodernya maka gelombang tersebut tidak akan tertangkap walaupun gelombang terpancar setiap saat. Begitu pun petunjuk Allah yang bertebaran dimana-mana, akan sulit dibaca oleh orang yang hatinya masih khawatir akan dunia dan penuh hijab. Oleh karena itu kadang seseorang membutuhkan bantuan seorang guru dalam kehidupan untuk membantu membaca petunjuk Allah yang turun, sambil melatih hati kita, berjuang membersihkan jiwa untuk bisa lebih peka terhadap petunjuk Allah.
Namun, tatkala seseorang menerima petunjuk Allah Ta’ala sedangkan di hatinya ada unsur yang belum bersih, maka akan terjadi pertarungan di dalam diri. Berat untuk menjalankan petunjuk, khawatir akan hari esok. Misal seorang salik mendapatkan peluang bisnis yang tampaknya mendatangkan keuntungan besar, lalu turun petunjuk agar tidak menjalankannya, atau seseorang mempunyai pilihan calon suami atau istri, lalu petunjuknya mengatakan tidak boleh menikahinya, tentu bukan hal yang ringan untuk menjalankan dengan penuh keberserahan diri.
Setiap agama mengajari umatnya banyak hal tentang kehidupan sedemikian rupa, agar dadanya menyala terang dengan cahaya Ilahi, agar besar penyerahan dirinya kepada Allah Ta’ala dan cahaya imannya menyala terang.
Semoga Allah Ta’ala melapangkan hati kita dalam menerima petunjuk-Nya. Aamiin.
(Referensi : Materi Serambi Suluk, Zamzam AJT, Jakarta 2008)
No comments:
Post a Comment