Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal."
(QS Thahaa [20]; 131)
Orang mukmin adalah orang yang sangat menjaga etika terhadap Penciptanya. Tidak hanya perbuatan dijaga betul dari hal-hal yang Dia tidak ridhai akan tetapi juga setiap goresan di hati dan lintasan di pikiran dipantaunya secara hati-hati.
Ayat di atas merupakan larangan dari Allah Ta'ala untuk menghadapkan kedua mata ke sebuah perhiasan dunia yang dianugerahkan kepada sebagian orang. Misalnya melihat mobil mewah dan indah lantas hati kita tertarik, melihat rumah megah beserta kolam renang lantas membuat imajinasi kita melayang membayangkan enaknya jika memiliki segala fasilitas yang diidamkan.
Bukan berarti orang tidak boleh memiliki perhiasan dunia dan menjadi kaya, tapi lebih kepada membangun kesadaran bahwa masing-masing manusia sudah Allah kadarkan rezekinya di dunia ini dan manusia seringkali memicingkan mata terhadap apa yang Allah berikan ke genggaman tangannya per hari ini, kerap kali berangan-angan ini dan itu dengan sikap kurang mensyukuri apa yang ada. Kalau itu yang terjadi, maka kita sudah berlaku tidak sopan terhadap Allah Ta'ala dan menganggap remeh kepada pembagian rezeki yang telah dikadar dalam timbangan keadilan-Nya .
Sesungguhnya pintu kita ada dalam dunia kita masing-masing, pada pekerjaan yang per hari ini Allah berikan, pada pasangan yang saat ini Allah takdirkan dan segala hal yang Allah karuniakan. Cukuplah kiranya kita menghadapkan pandangan kita kepada apa yang Allah rezekikan kepada diri masing-masing daripada berkubang dalam keinginan ini dan itu hingga membuat kita kufur nikmat. Na'udzubillah...
(Disajikan ulang dari rekaman pengajian Hikmah Al Quran, Zamzam AJT. 19 November 2005)
Amsterdam, 13 Mei 2013
3.10 pm
No comments:
Post a Comment