Pertama kali perhatikan apakah ada benih-benih kekafiran dalam diri kita sebelum menunjuk orang lain. Karena setiap orang akan bertanggung jawab masing-masing di hadapan Sang Pemilik Semesta.
Hati yang masih mengeluh, kurang bersyukur, prasangka buruk kepada Allah dan tidak menerima dengan baik ketetapan yang Dia berikan sesungguhnya merupakan benih-benih kekafiran dalam diri. Kekafiran dalam arti ketertutupan dari cahaya kasih-Nya sehingga ia kesulitan memandang kebaikan dalam fase-fase kehidupan adalah tirai besar yang menghalangi seorang hamba untuk bisa bersyukur kepada-Nya.
Orang beriman akan sangat benci untuk mengutuk kehidupan, mengeluh pada keadaan, dan menyimpan prasangka buruk dalam hati. Semua itu adalah bentuk-bentuk kekafiran dalam diri. Astaghfirullah...
(Disajikan ulang dari Pengajian Hikmah Al Quran, Zamzam AJT. 12 November 2005)
No comments:
Post a Comment