Tuesday, August 11, 2015

Berkecimpung Di Dunia Tanpa Terbasahi

"Zuhud adalah engkau mencintai sesuatu yang dicintai oleh Khaaliq-mu dan engkau membenci sesuatu yang dibenci oleh Khaaliq-mu. Engkau meninggalkan yang halal dari dunia sebagaimana engkau meninggalkan yang haramnya, sebab yang halalnya pasti akan dihisab dan yang haramnya pasti akan mengundang azab.

Engkau menyayangi kaum muslimin, sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri. Engkau memelihara diri dari perkataan-perkataan yang tiada membawa manfaat bagimu, sebagaimana engkau memelihara diri dari perkataan-perkataan yang haram. Engkau memelihara diri dari banyak makan, sebagaimana engkau memelihara diri dari memakan bangkai yang amat busuk.

Engkau memelihara diri dari aneka macam kesenangan dunia dan perhiasannya, sebagaimana engkau memelihara diri dari panasnya api. Dan engkau tidak panjang angan-angan di dunia, inilah arti zuhud yang sebenarnya".

(Hadts Nabi saw riwayat Ad-Dailami)

"Zuhud di dunia itu bukanlah engkau mengharamkan yang halal, dan bukan pula engkau menyia-nyiakan hartamu. Zuhud di dunia itu adalah engkau tidak menggantungkan diri pada sesuatu yang ada pada tanganmu, tetapi engkau lebih percaya pada sesuatu yang ada pada Tangan Allah. Juga engkau lebih banyak mengharapkan turunnya Rahmat Allah pada saat ditimpa oleh musibah, dan engkau lebih senang menerima musibah, sekalipun musibah itu menimpamu seumur hidupmu" (Hadits Nabi saw riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Abu Dzaar ra.)

Dalam hadits juga dikatakan "Barangsiapa yang tidak mencintai dunia pasti dicintai Allah."
Barangsiapa yang mengenal dunia pasti membencinya.
Barangsiapa yang mengenal Allah pasti mencintainya, pasti jatuh cinta kepada Allah.
Jadi, tidak ada obat yang lebih ampuh untuk zuhud kecuali ilmu tentang Allah, karena itu adalah obat untuk tidak mencintai dunia.
Kadang dalam situasi yang ekstrim seorang zahid bisa jadi meninggalkan dunia karena khawatir mencintainya.

Adapun zahid sejati adalah ia yang menyelam di lautan tapi tidak terbasahi. Seperti Nabi Sulaiman a.s. yang hartanya sangat banyak tapi ia tidak mencintai hartanya, sehingga datang dan hilangnya sama saja. Bukan juga zahid yang meninggalkan dunia karena membencinya, sehingga begitu saja menyepi dari manusia dan menelantarkan amanah yang Allah Ta'ala berikan, []





No comments:

Post a Comment