Sunday, August 2, 2015

Tiga Derajat Pemaafan

Memaafkan itu tidak mudah, karena sifat bawaan manusia adalah membalas dendam.
Bagaimana memaafkan orang yang menyakiti kita?
Atau yang menikam dari belakang dan memfitnah kita?
Atau yang menipu dan menghabiskan harta kekayaan kita?
Atau yang menyakiti seseorang yang kita cintai?
Atau yang kata-katanya tajam melukai hati?
Padahal setiap hari kita niscaya terpapar oleh rasa sakit hati yang diakibatkan orang lain. Bahkan dikatakan kalaupun seseorang menyepi di tengah lautan sepi, Dia akan mengirimkan sesuatu yang akan menyakiti atau mengujinya.
Tampaknya konsekuensi dari hidup adalah mengalami rasa sakit, a broken heart. Sebuah fase yang penting, karena hanya lewat itu cahaya Ilahiyah Ar Rahmaan dan Ar Rahiim bisa memasuki hati dan meneranginya. Cahaya yang bila telah menerpa lubuk hati seseorang akan membuat dadanya lapang dan mudah untuk memaafkan.
Ya, tidak mudah memaafkan, kalau Allah Ta'ala tidak bantu dengan limpahan cahayanya.
Sifat pemaaf lekat dengan kasih sayang, kualitas yang paling utama dari Dia Sang Rahmaan dan Rahiim. Dalam Al Qur'aan terdapat ratusan ayat yang berkata tentang "memaafkan" dan terdiri dari tiga derajat yang berbeda.
Derajat pertama adalah "maghfirah, ghufraan" yang berarti menutupi.
Derajat kedua adalah "afw" yang berarti menghapus.
Derajat ketiga adalah "shaf" yang berarti tidak mengindahkan.
Aplikasi dari tiga derajat kepemaafan ini tergantung oleh keluasan dan kekuatan hati seseorang, semakin orang itu jauh dari penguasaan sifat amarah maka semakin ia mudah untuk memaafkan. Allah SWT berfirman "Dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain, Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan.” (Surah Ali-Imran ayat 132).
Sungguh kemuliaan manusia terletak pada kemampuan dirinya menahan diri justru pada saat dia bisa menjatuhkan musuhnya atau membalas dendam atas kesalahan orang yang menyakitinya. Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Musa bin Imran a.s, berkata: "Wahai Tuhanku diantara hamba-hamba-Mu, siapakah orang yang paling mulia dalam pandangan-Mu ? "Allah Azza Wajalla menjawab, “ Orang yang memaafkan walaupun ia mampu membalas. “ ( Hadis Riwayat Baihaqi )
Sebagaimana Sayyidina Ali k.w. berkata ketika beliau ditanya arti memaafkan, "yaitu wangi yang dikeluarkan oleh bunga saat mereka dilumatkan."

No comments:

Post a Comment