Al Qur'an tidak mengajarkan kebencian terhadap mereka yang berbeda agama, sebaliknya ia menerima semua yang berjalan mencari-Nya melalui jalan yang berbeda-beda sebagai satu kesatuan.
Al Qur'an mengajarkan agar kita melakukan apa-apa yang Allah sukai dan meninggalkan sesuatu yang Allah tidak sukai. Perilaku setan (sombong, pemarah, terburu-buru, dusta, menipu dsb), penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol, menyakiti sesama adalah sifat-sifat buruk yang dilarang dilakukan untuk kebaikan diri dan sesama. Semua sifat-sifat buruk itu yang senantiasa diseru untuk dijauhi oleh setiap nabi, rasul dan para wali-Nya dari masa ke masa.
Jika seseorang betul-betul memahami dan menghayati ajaran Rasulullah Muhammad saw, maka kita tidak akan mudah melabeli seseorang atau suatu kaum sebagai musuh yang patut diberantas. Perbedaan adalah rahmat Allah, bukan sesuatu yang layak ditakuti untuk kemudian dipaksakan sama demi jargon keseragaman.
Siapapun yang menerima Tuhan dalam hidupnya - terlepas apapun panggilan Tuhan baginya - adalah saudara kita. Tidak masalah apapun agama, kitab suci atau nabi yang diikuti, kita semua adalah keturunan Adam a.s dan keluarga besar Ibrahim a.s.
Seperti halnya bulan dan matahari yang memancarkan sinarnya dan menerpa apapun tanpa kecuali. Demikian seperti hujan yang turun dan angin yang bertiup tanpa syarat di bumi-Nya yang manapun. Seperti itulah laiknya budi baik kita terhadap sesama terpancar, tanpa membedakan warna kulit, ras, agama atau status sosial. Inilah yang Al Qur'an ajarkan.
(Adaptasi dan terjemahan dari "Justice for All. Islam and World Peace. Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)
No comments:
Post a Comment