Thursday, July 21, 2016

Mengenal Baik & Buruk Diri

Jika kita diberi kemampuan untuk mengubah atau menghapus satu penggal kehidupan yang kita anggap memalukan atau gagal atau sedemikian gelap sehingga kita ingin melupakannya apakah akan melakukannya?
Adalah wajar untuk mengingat hal-hal yang indah saja dalam hidup dan cenderung menekan dalam-dalam kenangan buruk di alam bawah sadar kita. Akan tetapi karena kita yang ada per detik ini adalah hasil dari semua proses yang telah terjadi maka sebenarnya jika kita menghapus satu penggal kehidupan yang kita anggap tak berkenan di hati itu semua jalan hidup bisa berubah dan kita belum tentu ada di titik dimana kita sekarang berada.
Keterkaitan yang tak terpisahkan antara setiap episode kehidupan itu dijabarkan secara lugas oleh Ibnu 'Arabi dalam Fusus Al Hikam:
" Berikut adalah suatu kebenaran
dan kami tidak bermaksud menyatakannya secara metaforis.
Jika saya mengatakan sesuatu yang berdiri sendiri tanpa memiliki kebutuhan apapun, anda akan tahu Siapa yang aku maksud.
(Adapun) setiap ciptaan terkait ke ciptaan yang lainnya, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, maka pahamilah apa yang telah aku katakan!"
Tentu baik untuk menyesali perbuatan buruk yang telah dilakukan supaya kita tidak mengulanginya. Akan tetapi kenyataan bahwa semua itu telah terjadi adalah bukti jelas bahwa Allah pun berkehendak hal itu terjadi. Dengan demikian sebelum kita sampai ke titik menerima dan dengan sepenuh kesadaran diri mengerti mengapa Ia izinkan itu terjadi dan berucap "Rabbana maa khalaqta haadzaa bathilaa..." (Ya Rabb tidak ada satu pun yang kau ciptakan dengan sia-sia), maka pengetahuan tentang diri kita belum paripurna. Sedangkan barangsiapa yang tidak mengenal dirinya maka ia tidak mengenal Tuhannya.[]

No comments:

Post a Comment