Jangan lah kau cemas
jika seutas dawai harpamu putus,
karena akan muncul
ribuan pengganti.
Dalam genggaman jemari Cinta
semuanya menjadi musik indah.
Wahai kawanku,
jika semua harpa dan seruling dunia terbakar,
masih ada sebuah harpa tersembunyi.
Nada dan iramanya
melayang sampai ke surga,
tapi tak sedikit pun terdengar
oleh telinga yang tuli.
Jangan lah kau khawatir
jika semua lampu dan lilin dunia padam,
karena batu-api sumbernya
tetap terjaga.
- Jalaluddin Rumi
(Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Mas Herman Soetomo)
Kesedihan adalah elemen penting bagi seorang pencari Tuhan
Ia adalah obat bagi kepongahan diri dan kelalaiannya mempersiapkan diri untuk menjelang kehidupan yang lebih nyata.
Bagaikan bayi yang tengah tumbuh dan berkembang di dalam rahim, dunia kita adalah rahim masing-masing jiwa yang melaluinya. Sebagaimana manusia lahir raganya di awal waktu maka ia sungguh harus mempersiapkan untuk kelahiran yang kedua, saat jiwanya kembali merengkuh fitrah dirinya. Karena Sang Penanam Benih mengharapkan agar diri sejati tumbuh dengan indah dan mulai mengenal-Nya.
Nabi Isa berkata `Dunia bagaikan jembatan menuju alam berikutnya, maka tidak ada yang membangun rumah di atas jembatan´.
Tidak ada yang membantah pastinya kematian. Walaupun seribu satu cara manusia berusaha membuat dirinya hidup seribu tahun lagi. Adalah kehendak-Nya penggal kehidupan di ujung selendai penciptaan ini berlangsung sangat singkat, Sang Nabi terakhir bersabda `Usia umatku 60 atau 70 tahun saja´.
Bagi sebagian besar manusia kematian adalah menyakitkan, karena ia pisau tajam yang memutuskan ia dengan segala keinginan dan angan-angannya.
Adapun segelintir manusia mulai mempersiapkan kain kafannya dengan merajut helai demi helai benang-benang keberserahdirian dan ketaqwaan. Baginya kalaupun besok kiamat hari ini ia akan masih menanam pohon, sebagaimana Kajeng Rasul amanahkan. Karena yang ia cari bukan semata hasil yang bisa dipetik di dunia akan tetapi menenun jaring asa (raja´) kepada Sang Maha Pengasih yang ia imani tidak pernah dan tidak akan mengecewakannya.
Saya, Anda, kita semua tengah bertarung dalam kemelut kehidupan masing-masing untuk ´menjadi´. Ada alasannya mengapa sang insan disebut ´human being´ so we are all becoming who we are supposed to be. Ciptaan tertinggi yang qalbnya sanggup menampung khazanah Sang Pencipta, tidak ada makhluk lain yang demikian canggih dalam merefleksikan Ar Rahman. Syaratnya adalah dengan suka cita menempuh aliran sungai takdir-Nya.
Dunia memang akan selalu menguji kita,
Saat kita merasa putus harapan dan bertemu jalan buntu,
`Jangan kau cemas karena akan muncul ribuan dawai pengganti.`
Saat amal soleh kita sepi dari tepuk tangan dan puja puji manusia,
Ketahuilah bahwa suaranya malah nyaring di langit-Nya, hanya terdengar oleh para shalihin, syuhada dan shiddiqiin dan tak mungkin terdengar oleh mereka yang masih tuli pendengaran hatinya.
Saat penghidupan kita sedang dikeringkan dan kita seperti tampak kurang sukses dalam pandangan manusia banyak, sesungguhnya ada yang sedang ditumbuhkan dan dinyalakan di dalam diri, maka bersabarlah!
Justru saat semua disambut dengan cinta dan ikhlas
Apapun akan menjadi untaian musik yang indah.
Di kehidupan sekarang apalagi di alam mendatang.
No comments:
Post a Comment