Tuesday, December 3, 2019
Apa yang kita anggap berharga sebenarnya secara tidak sadar itu juga yang kita sembah.
Dalam Bahasa Inggris kata "menyembah" berasal dari sebuah kata kuno "weorþscipe" yang kemudian berevolusi menjadi "worth-ship" dan akhirnya menjadi kata yang kita kenal saat ini, yaitu "worship". Yang secara etimologi bermakna menghargai sesuatu.
Sesuatu yang kita anggap berharga adalah cenderung kita cintai. Bisa berupa objek yang tampak nyata seperti anak, pasangan, rumah, kendaraan, perhiasan, gadget dll. Atau berupa hal yang bukan fisik seperti penghormatan, pengakuan, status dsb. Di area ini kemudian manusia banyak yang terperangkap dalam sebuah pemujaan terselubung. Di satu sisi mengaku beribadah kepada Tuhan, padahal di hatinya bergeletakan objek-objek lain selain Tuhan yang dia anggap berharga dan ia cintai. Artinya secara hakiki dalam hatinya masih tersimpan berhala-berhala yang dia sembah. Barangkali secara fisik dia tidak musyrik menyembah patung. Tapi ketika ego dan pemikirannya lebih dia anggap penting dibanding perintah Allah maka pada saat itu sebetulnya tengah menyembah tuhan dalam diri berupa ego.
Demikianlah licinnya jalan menuju penyembahan yang sebenarnya kepada Allah. Sebuah tauhid yang sejati. Karenanya Allah menurunkan pertolongan kepada umat manusia berupa diturunkannya para juru penerang, petunjuk dalam takdir kehidupan dan kitab-kitab yang memberi arah kepada jalan yang benar. Bukan jalan ilusi yang dianggap dapat menuntunnya ke dalam sebuah kebahagiaan dan keselamatan. Karena selama manusia masih terperangkap menyembah tuhan-tuhan palsu, akhir yang pahit pasti akan dituainya. Naudzubillahimindzalik. Semoga kita dilindungi dari akhir kehidupan yang menyedihkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment