Pernah ngga kita niat belanja ke supermarket untuk beli pisang dan beras aja sebenarnya tapi pulang-pulang malah beli camilan, roti, dan lain-lain. Sementara pisang dan berasnya lupa dibeliš¤¦♀️
So what? Ya mesti balik lagi ya ngga. Lha wong berasnya butuh untuk dimasak untuk makan hari ini.
Hidup tuh begitu. Ada misi tertentu yang harus setiap orang lakukan dalam penggal waktu yang sangat singkat di bumi ini. Masalahnya kalau begitu berpulang ke rahmatullah kita bahkan tidak ngeh apa yang sebetulnya harus dikerjakan dulu di dunia, atau sudah mulai terendus sih tapi ya tidak tuntas juga dikerjakan - pretty much like pisangnya sih kebeli tapi berasnya lupa- ya bakal repot. Pasalnya kehidupan di dunia ini hanya sekali. One single shot. Either we're gonna make it or break it. Ini sepertinya yang membuat para Nabi dan para sahabatnya lebih banyak menangis daripada tertawa. Menyadari gentingnya situasi yang dihadapi. Make it or break it tadi. Hanya ada satu kesempatan. And we cannot afford to lose it...
Makanya Allah Ta'ala senantiasa mengirim juru pengingat, ya untuk mengingatkan ihwal "belanjaan" tadi. Tentang apa yang harus dilakukan oleh setiap orang. Karenanya takdir setiap orang itu unik, bahkan kembar siam yang wajahnya mirip plek-plek saja beda takdirnya. Karena dalam takdir itu ada fungsi pengingat, tentang persaksian dan perjaniian kita dulu di alam alastu (QS Al A'raaf [7]:172) tentang menjadi saksi Allah (syuhada) dalam kehidupannya masing-masing, dalam bidang dan misi hidupnya masing-masing. Tinggal kita yang hatus membuka hati agar semua peringatan dan petunjuk-Nya itu terbaca. Agar kita berpulang dengan jiwa yang tenang dan diridhoi. Aamiin.
- Renungan emak-emak selepas pulang belanja
No comments:
Post a Comment