Tuesday, May 26, 2020

“It’s you, it’s not you and it’s not not you.” kata Ibnu Arabi.

Bingung? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Bangunan agama itu kompleks, untuk memahaminya diperlukan waktu, kesabaran dan pertolongan-Nya.

Jadi jangan heran, begitu seseorang bertekad untuk taubat dan kembali kepada agama, justru di awal-awal waktu dia akan terpapar oleh angin kencang berupa kebingungan yang kadang bercampur pasir yang membuat mata perih hingga tidak bisa melihat jalan dengan baik. Wajar kalau orang kemudian emoh beragama. “Tidak menyenangkan!” katanya. Tentu tidak akan menyenangkan hawa nafsu dan syahwat karena agama justru turun untuk menaklukkan kedua oknum itu di dalam diri. Tapi yang kebanyakan orang tidak pahami adalah bahwa sakit dan kebingungan yang dialami di awal waktu adalah sebuah gejala dari sebuah proses “detoksifikasi”. Yang kita anggap sesuatu yang tidak menyenangkan itu adalah semata efek samping dari sebuah proses penyembuhan dan pembersihan dari racun-racun kehidupan yang sekian lama mengendap di dalam diri.

Mereka yang sabar dan teguh dalam pencarian Tuhan akan bertahan sementara yang kurang tabah dan tergiur kembali untuk menenggak racun-racun dunia akan otomatis terlempar dari program pembersihan Ilahiyah tersebut.

Kebingungan adalah suatu tahapan yang penting dalam proses belajar. Jika tidak muncul kebingungan seseorang praktis tidak timbul keinginan dalam dirinya untuk mencari tahu. Dan kalau boleh jujur kita sebenarnya tidak bisa melarikan diri dari kebingungan. Hanya sebagian besar orang mengacuhkan kebingungan itu. Malas untuk bertafakur tentangnya dan menenggelamkan diri dalam kesibukan dunia yang tidak ada habisnya.

Kebingungan itu sifat hamba. Karena kebingungan bersumber dari ketidaktahuan. Hamba adalah ciptaan yang fakir yang tidak tahu. Untung kita punya Tuhan Yang Maha Tahu, maka kepada-Nya lah kita meminta pertolongan.

Ada satu ayat Al Qur’an yang telak menyatakan tentang keadaan “kebingungan” ini. Allah Ta’ala berfirman,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)


No comments:

Post a Comment