MENTOK
Biasanya hantu dalam berkomunikasi adalah kalau terjadi deadlock alias mentok. Dimana kedua belah pihak bersikeras pada posisinya masing-masing dan menyisakan lembah yang menganga diantara mereka.
Hal ini bisa terjadi dalam semua relationship, dalam pernikahan, hubungan antara anak dan orang tua, hubungan antara sesama rekan kerja, hubungan antara anggota keluarga dll. Di setiap interaksi dengan sesama manusia selalu akan ada risiko terjadinya hal ini.
Dulu, kalau saya menghadapi deadlock atau gridlock seperti ini responnya adalah menghindarinya. Put it under the rug, and pretend it didn't happend. Tapi ternyata itu bukan strategi yang baik terutama jika kita berhadapan dengan mereka yang berinteraksi erat dan tak terpisahkan dalam kehidupan seperti anak, pasangan atau anggota keluarga.
Ternyata ada teknik untuk mengatasi hal ini. Sesuatu yang dibangun dalam komunikasi. Pertama, kita mesti paham bahwa setiap manusia punya kebutuhan yang dalam yang kerap kali terpendam dan yang bersangkutan tidak menyadarinya. There is a big difference between NEED and REAL NEED.
Contoh, ada seorang suami yang sukanya makan di restoran setiap akhir pekan sedangkan istrinya malah suka memasak untuk keluarga dan berkeberatan kalau sekeluarga harus mengeluarkan sejumlah waktu dan uang tertentu untuk makan di restoran. Untuk sekian lama, hal tentang isu ini menjadi bara yang meletupkan percekcokan dalam pernikahan mereka karena sering mentok saat membincangkannya. Sampai akhirnya mereka bicara dari hati ke hati dan akhirnya terungkaplah bahwa asal muasal kesukaan suami makan di restoran adalah karena dulu itu adalah tradisi keluarganya. Ia merasa ingin mendapat akses ke momen-momen bahagia bersama keluarga. Jadi disitu nampak REAL NEED sang suami bukan makan di restoran sebenarnya tapi lebih kepada kebutuhan untuk berkumpul bersama keluarga dalam suasanya yang menyenangkan. Begitu istri dan suami berhasip mengidentifikasi hal ini maka keduanya bisa memformulasikan kegiatan akhir pekan yang bisa membuat keduanya senang. Deadlock pun teratasi.
Kemampuan untuk jujur dan mengidentifikasi kebutuhan kita yang sebenarnya (REAL NEED) lalu kemudian mengkomunikasikannya dengan baik akan menjadi jembatan ketika komunikasi terasa mentok. Khusus dalam hubungan suami istri, komunikasi ini adalah inti dari terciptanya rumah tangga yang damai. Seorang ulama menafsirkan hadits Rasulullah Saw tentang anjuran menikahi perempuan yang subur adalah tentang mencari pasangan yang komunikasinya mengalir antara keduanya. Jadi bukan hanya diartikan tidak bisa melahirkan anak dalam bentuk fisik, karena itu sudah ada takdirnya.
Jadi, jika berhadapan dengan situasi yang dirasa mentok jangan dulu menyerah dan mengambil kesimpulan gegabah bahwa ini sudah akhir dari segalanya. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda dan selami hati diri sendiri maupun orang lain dan lihatlah betapa besar konstruksi dasar dari sekadar gunung es yang timbul di permukaan itu.
No comments:
Post a Comment