Saturday, January 9, 2021

 KUDA YANG BELUM PAHAM


Semalam nonton film dokumenter yang menggambarkan kehidupan seseorang di daerah Mongolia yang berprofesi sebagai "dokter hewan". Bapak ini tentu tak punya ijazah dari kedokteran hewan, tapi pengetahuan dan keahliannya dia dapatkan turun temurun dan dari pengalaman. Kuda adalah salah satu hewan yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Mongolia, terutama yang masih tinggal di padang-padang rumput yang luas.


Suatu hari ada orang yang membawa kudanya yang terluka cukup parah. Ada sobekan besar di kaki kiri belakangnya akibat si kuda terjerat kawat berduri. "Sang dokter" memutuskan bahwa luka sebesar itu harus dijahit. Tapi bagaimana menjahit kaki kuda agar dia bisa tenang? Nah itu tantangan besar, karena kuda tidak paham kalau hanya dikatakan "tenang ya, tahan sedikit sakitnya" lalu hanya diberi anestesi lokal. 


Lalu apa yang dilakukan? Sang dokter dibantu tiga orang lainnya membaringkan si kuda dengan teknik tertentu, mirip-mirip dengan mengeluarkan jurus shaolin dengan menggunakan tali temali. Karena sekali lagi, si kuda tidak bisa hanya sekadar dibilang "silakan berbaring ya..." it doesn't work that way.


Si kuda meronta-ronta di awal. Maka dibutuhkan empat orang untuk memegangnya. Satu orang naik ke atas tubuhnya, dua orang memegang tali dan sang dokter mengambil posisi bagian dekat leher untuk membuat saluran infus yang dicampur dengan obat bius sehingga si kuda tertidur.


Setelah tak berapa lama luka yang menganga yang berada di kaki si kuda sudah ditutup dan rapi dilapis dengan balutan kain perban. Kuda pun dibangunkan dengan cara kepala dan lehernya disiram air. Awalnya si kuda sempoyongan, tapi lama kelamaan dia bisa berjalan dengan lebih baik dengan keadaan luka yang telah ditutup dan dicegah agar tidak terjadi infeksi yang bisa mengakibatkan kematian.


Entahlah menonton tayangan itu saya jadi melihat diri sendiri. "Si kuda" diri yang berupa jasad ini, sang kendaraan bagi si jiwa yang kerap kali berontak saat Sang Dokter hendak menyembuhkan. Melihat ketidakpahaman diri saat meronta-ronta menjalani tahap demi tahap takdir kehidupan yang sebetulnya menyehatkan. Karena tak paham akan segenap khasiat yang terkandung di dalamnya.


Saya membayangkan ketika ditarik secara paksa untuk dibaringkan tentu si kuda merasa terancam dan sangat tidak nyaman. Dia tidak paham bahwa itu adalah bagian dari proses yang perlu agar dia pulih.


Dalam hidup, Allah suka menghadirkan hal-hal atau fenomena yang membuat kita jatuh, terkapar dan tak berdaya. Sesuatu yang tidak nyaman buat diri. Tapi itu adalah sesuatu yang diperlukan agar diri kita sembuh dari sekian banyak penyakit-penyakit dalam diri yang menorehkan luka menganga di hati. Agar jalan kita ajeg dan laju kembali dalam mendekat kepada-Nya. Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment