Monday, January 11, 2021

 JUMP INTO CONCLUSIONS


Salah satu kesalahan fatal dalam kita merespon kehidupan adalah ketika kita terlalu cepat mengambil kesimpulan. Udah gitu salah lagi kesimpulannya🤦‍♀️


Contoh. Seseorang tidak dimasukkan dalam keanggotaan tim untuk membuat proyek tertentu. Egonya tersentil, dia merasa kompeten untuk berkontribusi di proyek tersebut tapi bahkan tidak diajak masuk ke tim itu. 


Ada dua macam respon yang mungkin diberikan. Respon pertama adalah mutung, karena merasa tidak dilibatkan maka dia membuat jarak jauh-jauh dari grup itu. Padahal dia tahu dirinya punya hal-hal yang bisa disumbangkan.

Respon kedua adalah be a team player. Tetap berkontribusi walaupun namanya tidak dicantumkan resmi dalam jajaran tim. Ini justru media yang kondusif untuk melatih menumbuhkan keikhlasan dalam hati. Karena kalau ikhlas, tak peduli namanya dicantumkan atau tidak, dia diakui atau tidak, ya jalan terus saja. Karena dia hanya bertransaksi dengan Allah Ta'ala. Dia berkontribusi karena ingin mendapat rahmat Allah, hal-hal lain hanya sampingan yang ga penting.


Kalau kita lihat in slow motion. Ada tahapan sebelum orang merespon sebuah fenomena yaitu karena ia sudah lebih dulu menarik sebuah kesimpulan tertentu dalam benaknya.


 Dalam kasus di atas misalkan kesimpulan yang muncul bisa beberapa alternatif, mulai dari kesimpulan yang negatif seperti suara-suara dalam diri yang berkata: "aku ngga dianggap, aku tidak kompeten, aku disepelekan, dll" atau kesimpulan positif seperti, "salut untuk kawan-kawan, apa yang bisa saya kontribusikan ya? What can i do? Dsb" Mau ambil kesimpulan yang mana itu terserah kita sebenarnya. Tapi di titik itu, kita menjadi belajar dan meneropong ke dalam diri ihwal suara-suara hawa nafsu dalam diri. Sekuat apa dia. Karena hawa nafsu ini yang biasanya tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Dan dalam Al Quran dikatakan hawa nafsu itu cenderung menyesatkan, artinya kesimpulan yang dipimpin oleh hawa nafsu kemungkinan besar salah.


Ini memang hal yang halus. Tapi medan latihannya terpapar dalam keseharian kita. Coba saja amati bagaimana respon dalam diri kita saat membaca kabar tertentu, pesan online tertentu, bertemu dengan orang tertentu, menghadapi tingkah polah anak, orang tua, pasangan dll. Satu poin yang saya pelajari adalah kita hidup dalam aliran waktu. Jadi untuk mengambil sebuah kesimpulan besar seperti "dia tidak peduli sama aku, dia tidak sayang sama aku, dia menelantarkanku, pernikahan ini tak bisa dipertahankan lagi, pekerjaan ini menyebalkan, anak ini kurang ajar sekali..." itu biasanya tipikal kesimpulan-kesimpulan yang digerakkan oleh hawa nafsu. Jadi, berhati-hatilah. 


"Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat."  (QS Al Baqarag:45)

No comments:

Post a Comment