Wednesday, September 8, 2021

 Takdir dan Simpul Gordian


Sekitar abad ke-4 SM Aleksander Agung (Iskandar Dzulqarnain) memasuki provinsi Phyrgia. Di daerah itu terletak sebuah kereta sapi yang melegenda. Kereta itu diikat ke sebuah tempat dengan sebuah simpul mati yang sulit dibuka oleh siapapun. Peramal setempat menyebutkan bahwa siapapun yang dapat mengurai simpul itu akan dapat menguasai seluruh wilayah Asia. Akhirnya adalah seorang Aleksander yang dapat mengurai simpul itu dan memenuhi ramalan menjadi penguasa seluruh Asia hingga daerah Indus dan Oksus.


Apa hubungannya mengurai simpul dan menjadi penguasa?


Konon takdir kehidupan itu seperti benang kusut. Ia sangat kompleks maka harus diurai perlahan-lahan. Oleh karenanya istilah "Simpul Gordian" pun sebuah istilah untuk menyatakan sebuah permasalahan yang rasanya tak mungkin dipecahkan. 


Bukankah begitu juga dengan kehidupan? Betapa sering kita dihadapkan oleh sebuah permasalahan atau situasi yang tak terbayangkan jalan keluarnya. Sesuatu yang seringkali hanya waktu yang bisa mengurai kekusutan yang ada. Menghadapi hidup pun begitu, harus sabar dan butuh waktu untuk melihat sebuah hasil yang baik. Seringkali orang tidak sabar menghadapi kekusutan masalah yang ada lalu memotong kompas dengan cara mengguntingnya atau menarik-narik secara sporadis benang yang ada tapi malah makin merusak hal yang ada dan simpul itu menjadi semakin mengikat lebih kuat. 


Ihwal mengurai simpul dan kekuasaan ini sebuah pelajaran penting dalam kehidupan. Bahwa jika kita ingin menjadi penguasa kehidupan kita sendiri, agar tidak didominasi oleh hawa nafsu, syahwat, waham diri sendiri, maka harus bersabar mengurai satu persatu helai-helai benang kehidupan yang ada dan tidak membuang satu pun darinya karena itu sama dengan membuang bagian dari kita sendiri. 


Kuncinya sabar dan mencoba melihat kehidupan sebagai sebuah gambaran besar (big picture) agar kita tak selalu terjebak dalam satu titik persoalan lokal ke persoalan lokal yang lain. Belajarlah beranjak dari melihat sesuatu sebagai sebuah titik, kemudian hubungkan semua titik yang ada menjadi garis, dan terus demikian hingga melihat semua titik yang ada membentuk sebuah gambaran tertentu yang menceritakan tentang kita dan tentang Dia, yang mendesain itu semua.


Referensi:

Andrews, E. "What was the gordian knot?" https://www.history.com/news/what-was-the-gordian-knot

No comments:

Post a Comment