Wednesday, September 1, 2021

 Akhir-akhir ini saya dibuat merenungi kata "Allahu Akbar" yang setidaknya lima kali dalam setiap rakaat saya ikrarkan. Allah Maha Besar. Betulkah saya meyakini bahwa Allah Maha Besar? Do i really mean what i've said?


Jangan-jangan ucapan itu hanya lip service semata ketika kenyataannya dalam kehidupan saya lebih cenderung takut kepada masa depan, kehilangan orang yang saya kasihi, takut akan masa depan anak dsb. Seakan itu ketakutan itu semua lebih besar kuasanya daripada Allah. 


Tapi katanya Allah Maha Besar. Lantas dimana kebesarannya ketika secara realitas kita masih terombang-ambing oleh isu dan dinamika dunia yang selalu berubah dan senantiasa pasang surut. 


Satu hal saya sadari bahwa mengakui dan menyadari kebesaran-Nya tidak akan pernah terjadi selama kita belum menyadari kelemahan dan keterbatasan diri sendiri. Jika masih merasa serba bisa, masih merasa paling pintar, masih memandang "i am in control of my life", masih punya waham "wow i'm really good". Maka rasanya shalat dan takbir saya hambar rasanya.


Ikrar "Allahu Akbar" juga mempersyaratkan bahwa kita memandang hal-hal selain-Nya sebenarnya sama sekali tidak bisa diandalkan. Bahwa itu semua hanya merupakan sarana pembantu, bukan hal yang utama. Serta tak akan bisa mendatangkan manfaat jika Allah tidak mengizinkan. Maka mulai belajar melepaskan kebergantungan kepada skema gaji atau pendapatan tetap, kebiasaan dibantu oleh ini dan itu, belajar tak mengandalkan kemampuan dan kepintara diri sendiri,  bahkan kebergantungan secara spiritual terhadap figur-figur tertentu mulai disapih agar mutlak bergantung dan mengandalkan Allah Ta'ala semata. Karena Dia Maha Bisa.


Jika dalam shalat kalimat takbir "Allahu Akbar"menjadi gerbang yang membuka sebuah momen pertemuan. Dimana dalam setiap bacaan yang diucapkan di dalam shalat Dia pun kontan menjawabnya dan kita merasakan kehadiran-Nya. Maka jangan-jangan yang menghalangi kita dari merasakan kuasa-Nya selama ini adalah masih bercokolnya entitas-entitas lain yang kita anggap lebih besar di hati kita. Yang kita anggap lebih berkuasa, lebih memelihara, lebih menjamin hari ini dan masa depan kita dibanding Allah Ta'ala. 


Saatnya mengevaluasi ulang pemaknaan akan kalimat takbir "Allahu Akbar"

No comments:

Post a Comment