Friday, May 6, 2022

 "Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami..."

(QS Huud [11]:37)

Dunia adalah bagaikan samudera yang menenggelamkan mereka yang melintasinya tanpa bahtera yang memadai.

Kelalaian dari berdzikir kepada-Nya, mabuk dunia, dan tidak mempersiapkan hari akhirat adalah sebuah bentuk ketenggelaman.

Setiap orang memiliki desain bahteranya masing-masing. Setiap papan, paku, material sudah Allah berikan satu persatu sejak kita dilahirkan dari rahim ibu.

Medan yang dihadapi oleh setiap orang pun sudah memberikan data tentang jenis bahtera itu. Desain kapal muatan akan melintasi samudera dalam dan bergelombang dengan membawa banyak hal di atasnya. Berbeda dengan kapal penangkap ikan kecil yang bergerak di atas air yang tenang. Pun berbeda dengan desain gondola yang ramping dan berkapasitas muatan terbatas tapi handal menyusuri kanal-kanal sempit di Venesia.

Orang itu mesti tahu diri. Alias mengenal dirinya sendiri. Agar berfungsi tepat sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Sebuah kapal ferry yang ingin menjadi seperti gondola - mengangkut dua orang saja adalah menjadi mubazir. Begitupun kapal berdesain kapal nelayan penangkap ikan ingin memikul beban peti-peti kontainer berat seperti kapal angkut pastilah tenggelam. Dan ketenggelaman itu adalah sebuah kematian.

Bukan kematian jasad, tapi kematian jiwanya. Itu lebih mengerikan. Karena ia berjalan sana-sini tanpa tujuan.
Hampa, tak ada tujuan jelas.
Lelah hatinya, tak bergairah.
Murun hatinya, tak ada keceriaan.
Seperti kapal hantu...

No comments:

Post a Comment