“…dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkanmu dari jalan Allah”
(Q.S. Shad: 26)
Yang membuat kita susah bersyukur adalah hawa nafsu yang masih mendominasi. Dia senang sekali memaksakan agendanya hingga membuat kita pontang-panting menghadapi aliran takdir kehidupan yang telah Allah gariskan. Wajar, karena hawa nafsu adalah entitas di dalam manusia yang terbentuk di alam dunia, setelah jiwa dan raga kita dipersatukan di dalam rahim ibunda. Hawa nafsu tidak mengenal Allah karena dia tidak hadir di Alam Alastu (Alam Penyaksian) yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam Al Quran,
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap jiwa mereka sendiri (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Rabbmu (alastu birabbikum)?" Mereka menjawab, "Betul, kami bersaksi (bala syahidna)." (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya kam lengah terhadap hal ini."
(QS Al A'raaf [7]:172)
Adalah jiwa kita yang diberi pengetahuan tentang bagaimana menempuh perjalanan di dunia dan alam-alam berikutnya. Oleh karenanya jika kita hanya mengandalkan kemampuan raga beserta akal pikiran yang ada hanya akan dibuat sulit dan terseret-seret dalam menjalani goresan pena takdir kehidupan. Karena akan ada hal-hal yang tak terjangkau oleh pertimbangan logika manusia. Yang akhirnya manusia cenderung menjadi mengeluhkan kehidupannya dan tidak menerima ketetapan Allah. Dia akan tersesat dalam rimba belantara kehidupan sambil berupaya keras mencari solusi kehidupan pada arah horizontal hingga kepayahan dan akhirnya patah. Apa yang dia cari hanya fatamorgana alam dunia yang fana. Maka, ingatlah bahwa diri kita yang sebenarnya adalah jiwa kita. Cari itu. Rasakan kehadirannya dengan terus menerus mengasah cermin hati. Ikuti syariat Muhammad SAW, karena itu adalah jalan kebangkitan jiwa. Agar kita tidak merana terus dalam kehidupan karena terus didikte oleh suara hawa nafsu dari dalam diri.[]
Amsterdam, 11 Maret 2025 / 11 Ramadhan 1446
Siang hari di musim semi yang berawan. Jelang waktu Dhuhur, 12.50
No comments:
Post a Comment