Kebanyakan umat Islam ketika berbicara tentang topik haram masih berkutat pada: babi, alkohol, zina dan hal-hal yang sifatnya perbuatan fisik. Padahal bermewah-mewahan adalah haram, pamer perhiasan, pakaian, benda-benda mewah dan menimbulkan riya adalah haram, berlaku boros - besar pasak daripada tiang adalah haram.
Semua itu adalah gerakan di dalam hati, memang tidak nampak secara fisik maka kerap luput dari pandangan orang luar dan diri sendiri. Walaupun sebenarnya setiap diri dibekali hati nurani yang bisa merasakan manakala diri sedang sombong, sedang berbangga diri, sedang menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak pas. Akan tetapi karena nafsu telah sekian lama terbiasa merajai keinginan dan menggerakkan maka orang tersebut tidak sadar bahwa nafsunya telah mencampurkan satu keharaman dengan keharaman lain.
Bulan Ramadhan ini adalah momen baik untuk introspeksi. Saat raga dikosongkan dari memenuhi nafsunya maka saat itulah gejolak hawa nafsu menjadi melemah dan itu sangat membantu kita untuk lebih melihat ke dalam diri. Demikianlah kita mencoba seminimalnya selama satu bulan suci ini untuk sebanyak mungkin tunduk kepada-Nya, kepada bisikan-Nya semata sehingga Allah Ta'ala melihat kita sedang berjuang pada jalan-Nya dan ia berkenan memberi petunjuk kepada hati kita tentang jalan yang sepatutnya kita tapaki dan secara bertahap menjarak dari kesesatan hidup.
"Orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, niscaya benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
(QS Al Ankabuut [29]:69)
(QS Al Ankabuut [29]:69)
(Adaptasi dari buku Muhasabah Diri, Bab Menahan Diri Dari Kenikmatan, karya Imam At Turmudzi)
No comments:
Post a Comment