"Wahai Guru, mengapa kita harus menghadap kiblat saat shalat?"
"Anakku yang terkasih, arah kiblat adalah tempat adanya Baitullah. Maka menghadap kiblat adalah memalingkan zhahir wajahmu dari seluruh arah agar fokus menghadapkan wajah ke Baitullah Ta'ala.
Wajah kita adalah representasi dari identitas diri kita, siapa diri kita, angan-angan dan cita-cita kita semua hendaknya diselaraskan ke arah Baitullah, sebuah titik simbolisasi kehadiran Allah di situ. Sebagaimana wajah itutidaklah akan menghadap ke arah Baitullah kecuali dari berpalingnya dari selainnya, maka hati itu tidak menghadap Allah 'Azza wa Jalla kecuali dengan mengosongkan dari sesuatu yang selain-Nya, itu mengapa kita dilarang menoleh kiri kanan pada saat sholat agar belajar khusyu.
Tentu tidak mudah mengosongkan hati selain kehendak-Nya, karena gelora syahwat dan hawa nafsu akan senantiasa meniupkan jutaan keinginan. Ingin rumah yang itu, ingin pasangan yang itu, ingin mobil baru, ingin bisnis itu, ingin pekerjaan yang itu, ingin meraih posisi itu dan banyak lagi. Maka melalui sholat kita belajar untuk mengosongkan hati dari kehendak diri, dari cita-cita dan ambisi diri yang masih banyak bercampur hawa dan syahwat itu. Oleh karenanya coba menghadap Allah dalam sholat tidak membawa keinginan ini dan itu tapi diamkan saja hati kita sediam-diamnya dan sebaliknya coba tanya kepada Dia 'apa gerangan yang Engkau inginkan dariku ya Allah?'
Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda, "Apabila hamba berdiri kepada sholatnya maka keinginannya, wajahnya dan hatinya kepada Allah 'Azza wa Jalla maka ia pergi seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya."
Semoga Allah Yang Maha Membimbing hamba-Nya menuntun hatimu untuk berserah diri wahai anakku terkasih."
No comments:
Post a Comment