"Wahai guru kalau memang Allah itu Maha Pengasih mengapa Dia ijinkan berbagai malapetaka, kesulitan dan penderitaan di muka bumi?
"Duhai anakku yang terkasih, membaca kehendak Sang Maha Pencipta di balik segala fenomena dibutuhkan hati yang jernih dan jauh dari prasangka buruk kepada-Nya. Hal pertama yang kau harus yakini bahwa Dia TIDAK MUNGKIN mencederai apalagi menyakiti semua ciptaan-Nya yang Ia ciptakan dengan landasan cinta kasih.
Adapun berbagai kesulitan hidup dan berbagai ujian dalam kehidupan yang beragam itu setiap halnya adalah dihadirkan menyelinap di antara keseharian kita dengan membawa obat bagi hati masing-masing. Perumpamaannya bagaikan pakaian yang kotor maka ia harus dicuci dengan baik, semakin erat noda di pakaian menempel maka proses pencuciannya pun makin khusus. Nah jiwa kita yang tadinya dilahirkan suci seiring dengan waktu terkena pengaruh sekitarnya, dari orang tua, saudara, keluarga besar, teman dan lingkungan sekitar. Terpaan pengaruh itu berlangsung setiap hari tanpa disadari. Anda bayangkan anakku, bagaimana kiranya engkau memakai pakaian yang tidak dicuci selama satu tahun lamanya, tentu tidak nyaman dan sangat kotor bukan?
Nah hati kita setelah belasan bahkan puluhan tahun pun memudar kejernihannya bahkan tidak sedikit yang hitam pekat karena tertutup hijab yang demikian tebal. Maka Allah Ta'ala menurunkan mekanisme pembersihan yang jitu bagi setiap insan, semua sudah ditakar dengan presisi di Lauh Mahfudz.
Anakku yang budiman, kesulitan hidup apapun yang dirimu hadapi, sakit hati separah apapun yang pernah engkau alami ataupun jenis penderitaan apapun yang sedang engkau tempuh sungguh tidak ada bandingannya sama sekali dibandingkan dengan dirimu berpulang kepada-Nya dalam keadaan hati yang gelap gulita. Karena realitas kehidupan di alam berikutnya akan sangat ditentukan oleh kondisi hati kita masing-masing. Maka terima semua takdir hidupmu dengan baik, karena sungguh di dalamnya ada obat yang mujarab bagi hati kita yang sedang sakit. Adapun bersabar menanggung kesulitan hidup seberat apapun di kehidupan di dunia yang singkat ini sama sekali tidak ada bandingannya dengan menanggung kepayahan di alam akhirat selama satu jam saja. Maka dari itu, bersabarlah anakku, semua akan terbuka hikmahnya cepat atau lambat insya Allah.[]
No comments:
Post a Comment