Saturday, October 27, 2018

Esensi doa adalah untuk mengenal-Nya
Bukankah Dia Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan bahkan jauh sebelum kita menyadarinya?
Maka, jika Dia sudah mengetahui segalanya, apa gunanya kita memanjat sebaris doa?
Apa arti sebuah pengabulan doa?
Apa pula makna sebuah doa yang ditunda pengabulannya?
Berdoa adalah proses yang sangat pribadi antara seorang hamba dan Sang Pencipta, tak ada satu makhluk pun yang bisa mengakses sebuah permintaan yang terpancar dari lubuk hati seseorang yang bahkan tak sempat terucap dengan kata-kata.
Dalam doa sang peminta menyadari bahwa dirinya fakir, dalam kondisi membutuhkan pertolongan, dan ia meminta pertolongan kepada Rabb yang ia yakini Maha Pemberi Pertolongan. Kira-kira adab seperti apa yang Sang Rabb akan tampilkan jika sang insan kamil utusannya, Rasulullah saw saja sudah mencontohkan bahwa beliau tidak pernah membiarkan siapapun yang datang meminta sesuatu kepadanya pulang dengan tangan hampa. Tentu respon yang diberikan Sang Penguasa Alam akan jauh lebih mencengangkan.
Karena esensi doa adalah untuk mengenal-Nya dan tidak akan bisa mengenal Sang Rabb tanpa mengenal diri sendiri maka doa yang akan dikabul kira-kira yang seiring dengan warna hidup kita masing-masing. Oleh karenanya dalam Al Quran kita dilarang untuk meminta sesuatu tanpa pengetahuan. Misalkan meminta harta sebanyak-banyaknya, meminta umur panjang atau bersikeras memohon agar menikah dengan si dia yang mencuri hatinya. Karena belum tentu kadar harta sebanyak itu, usia sepanjang itu atau jodoh pilihannya itu adalah baik untuk dirinya. Manusia hanya bisa menghitung dan menebak dua atau langkah ke depan, tapi Allah Ta'ala Maha Tahu apa konsekuensi dikabulkannya sebuah doa bagi diri- jiwa juga sekitarnya baik dunia dan akhirat.
Guru saya berkata bahwa sepanjang hidupnya doa yang beliau panjatkan sebagian besar malah tak terlaksana, akan tetapi beliau tidak pernah kecewa dalam berdoa karena menyadari ternyata pilihan-Nya adalah selalu yang lebih baik. Dengan kesadaran seperti itulah seseorang akan semakin meningkat kadar pengenalannya kepada Rabb, Sang Pemelihara semesta alam.
Maka teruslah berdoa, tapi jangan mengaitkan pengabulan sebuah doa dengan parameter kita yang masih banyak bercampur hawa nafsu dan syahwat. Lemparkan doa lalu berserah diri dengan pengabulan-Nya. Seperti kata Rumi, "Engkau sibuk meminta satu pintu dibukakan hingga tidak menyadari Dia telah membuka pintu yang lain."
Berdoalah dengan baik, karena Dia suka ketika hamba-Nya meminta. Bahkan seorang bijak menyarankan, "Mintalah kepada-Nya bahkan ihwal sebutir garam yang engkau butuhkan dalam makananmu."

Eifel, Jerman.
25 Oktober 2018

No comments:

Post a Comment