Tuesday, October 23, 2018

Anak-anak, Jadilah Orang Baik

Sayangku, cucuku, saudariku dan saudaraku, anak-anakku. Mendekatlah dan duduklah. Masing-masing kalian hendaknya memerhatikanku dan mendengarkan baik-baik apa yang akan aku sampaikan. Kalian harus belajar bagaimana menata diri sendiri dengan tepat. Kehidupan kalian adalah sangat halus, karenanya kalian harus menapakinya dengan kebijaksanaan yang halus.

Pertama engkau harus camkan mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian buang jauh-jauh yang buruk dan hanya lakukan kebaikan. Lihatlah bagaimana rasanya kebaikan itu Dan jika seseorang berbuat baik kepadamu, maka balaslah dengan kebaikan juga. Akan tetapi jika seseorang berbuat buruk kepadamu, lupakanlah. Jangan membalasnya dengan keburukan lagi.

Kemudian, cucu-cucuku, kalian harus selalu menghormati ibu dan ayahmu. Tidak hanya menghormati mereka, kalian juga harus menurutinya. Jika ada seseorang yang berusia lebih tua darimu, maka perlakukanlah dia sebagai saudara tuamu. Jika ada yang lebih tua lagi dari itu, maka hormatilah ia seperti seorang ayah. Jika ada seseorang yang lebih muda darimu, maka perlihatkan kepadanya kasih sayang dan kepemurahan serta lindungilah ia seperti ia adik kecilmu atau anakmu. Engkau harus menghormatinya juga. Bahkan terhadap sapi, kambing dan hewan lain, engkau harus menunjukkan kasih sayang dan kepemurahan. Sepanjang hidupmu engkau seharusnya memancarkan tiga ribu sifat Tuhan kepada semua manusia. Engkau harus mengerjakan tugasmu dan menghormati mereka yang lebih lemah darimu sebagaimana engkau menghormati mereka yang kuat. Engkau harus melakukan hal ini tanpa membeda-bedakan status atau keadaan mereka dalam kehidupan.
Apapun kegiatan yang engkau lakukan untuk yang lain, maka lakukanlah dengan cinta, kasih sayang, berlandaskan kebenaran dan hati yang terbuka. Jangan pernah melakukannya dengan ego atau sebuah kemelekatan, dan jangan mengharapkan balasan darinya. Apakah engkau menolong seorang anak kecil atau seorang dewasa, jangan mengharapkan balasannya. Tebarkanlah cinta kepada mereka, dan saat tugasmu selesai, pergilah dengan gembira menapaki kembali jalanmu.

Engkau tidak boleh punya pikiran "Aku sudah melakukan ini untukmu, sekarang apa yang kamu lakukan untukku?" Jangan menyimpan pikiran seperti itu. Jika engkau menolong seseorang demi mengharapkan balasan darinya, maka engkau adalah seorang egois yang melakukan kegiatan untuk dirimu sendiri, dan setiap pertolongan, kasih sayang atau kebenaran yang kau berikan hanya akan berbalik menjadi bumerang dan menyakitimu. Mereka akan menjadi balasan yang buruk buatmu. Jika engkau memberi pertolongan dengan cara itu, maka itu adalah keburukan, bukan kebaikan. Engkau jangan pernah berada dalam keadaan seperti itu. Sadarilah balasan bagimu datang dari pertolongan yang kau berikan, bukan dari mereka yang engkau beri pertolongan. Adalah tanggung jawabnya, bukan dirimu, untuk mengingat setiap kebaikan yang mereka terima. Yang engkau lakukan hanya sesederhana memberi pertolongan dan pergi. Adalah salah untuk mengharap balasan dari mereka.

Akan tetapi, jika engkau melayani setiap kehidupan dengan hati yang penuh cinta, maka cinta yang seperti itu adalah lebih luas daripada samudera. Ia akan menjadi perbendaharaan yang tak ada habisnya di dalam hati setiap manusia. Jika engkau melakukan tugasmu dengan baik, maka tuntaskanlah, dan kemudian berjalan kembali, hal ini akan memberikan rasa damai di segenap hati manusia. Amal seperti ini yang akan menjadi berharga di hadapan Tuhan Yang Maha Kasih. 

Cucu-cucuku, kalian jangan pernah marah. Marah adalah sumber setiap dosa. Ia akan membawamu dalam jalan dosa dan menarikmu langsung ke neraka. Sifat terburu-buru akan memakan kebaikan, dan kebijaksanaan. Jangan berpikir bahwa apapun yang engkau lihat adalah kebenaran. Sebuah cawan emas tidak membutuhkan hiasan di permukaannya, demikian juga hati yang telah diliputi kebenaran. Kebenaran (al haq) tidak perlu dihias-hias.

Jika kalian telah memiliki kebenaran, tidak perlu diumbar-umbar. Setiap kata yang engkau ucapkan akan menjadi indah, penuh cinta dan kasih sayang. Akan terasa rasa manis dan kemuliaan di dalam kata-kata itu. Jika kebijaksanaanmu datang dari kebenaran, maka ia akan menjadi indah dengan sendirinya. Dia tidak membutuhkan hiasan. Maka jangan hanya membeo kata-kata yang engkau ambil dari sana-sini atau engkau baca di buku-buku. Kata-katamu harus datang dari dalam hatimu dan menampakkan kebenaran. Sesederhana mengucapkan kebenaran yang telah kau miliki. Tidak perlu menambahkan apapun agar menjadi lebih menarik dan mempermaknya agar lebih terlihat fasih.

Cucu-cucuku, jangan mencuri. Jangan berbohong kepada orang tuamu hanya karena engkau takut kepada mereka. Katakan sejujurnya kepada mereka dengan kasih sayang. Katakan, "Aku telah berbuat salah. Maafkanlah perbuatanku." Pertama mintalah kepada Tuhan untuk mengampunimu, kemudian mintalah kepada orang tua untuk memaafkanmu. Berikutnya mintalah maaf kepada mereka yang kepadanya engkau telah berbuat salah. Jika engkau menyadari kesalahanmu dan bertaubat, dosamu akan dihapuskan. Akan tetapi jika engkau tidak pernah menyadari kesalahanmu, jika engkau tidak pernah meminta maaf, dosa itu akan melekat bersamamu.

Jangan pernah ucapkan sesuatu yang menyakiti orang lain, bicaralah selalu dengan kasih sayang. Perlihatkanlah kepada orang lain tatapan penuh cinta dan kasih sayang; jangan menatap orang lain seperti cara harimau menatap. Jangan berseteru dengan yan lain, upayakanlah untuk hidup bersama mereka dengan cinta, kasih, kepercayaan dan kedamaian.

Jangan menyimpan kekerasan di hatimu untuk yang lain. Singkirkan kekerasan dan segenap sifat-sifat setan itu dari dirimu. Jangan pernah menyimpan keraguan, itu adalah penyakit kanker yang ganas. Buang dia jauh-jauh. Singkirkan apapun kecurigaan yang kau simpan di hatimu untuk orang lain. Mereka adalah saudara-saudaramu. Hiduplah tanpa keraguan. Itu akan membuatmu bahagia. Itu akan menjadi surga bagimu.

Jangan sakiti, siksa atau mendatangkan penderitaan bagi segenap makhluk hidup. Bahkan kerbau yang menarik gerobak harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Jangan membebaninya dengan muatan yang diluar daya pikulnya. Bukankah jika engkau pun diberi beban yang terlalu berat engkau tidak akan dapat memikulnya? Bukankah hal itu sulit bagimu? Maka pikirkanlah penderitaan yang kau akibatkan kepada seekor kerbau ketika engkau memberinya beban melebihi daya pikulnya. Cucu-cucuku, kalian harus tahu kapasitas raga setiap orang dan keadaannya. Hanya dengan demikian engkau bisa memberikan pekerjaan yang tepat, memerlakukannya dengan hormat dan melindunginya.

Sayangku, cucu-cucuku. Manakalah engkau memberi seseorang makanan, ketahuilah kapasitas lambungnya dan berikan kepadanya jumlah yang tepat untuk mengisinya. Jika engkau memberi terlalu banyak, ia tidak akan bisa memakannya; jika engkau memberi terlalu sedikit, ia akan menderita karena perutnya masih lapar.
Kenalilah sifat-sifat yang ada dalam hati setiap orang kemudian layanilah ia. Akan tetapi pertama-tama, kenalilah dulu hatimu. Hanya dengan demikian engkau bisa memahami hati yang lain. Jika engkau memiliki pemahaman itu, maka setiap kata yang kau ucapkan dan apapun kegiatan yang engkau lakukan akan menjadi amal shalih. Sebuah amal Tuhan yang abadi. Jika engkau ada dalam status itu, setiap cinta yang kau berikan kepada setiap manusia akan menjadi cinta Tuhan yang utuh. Di setiap keadaan, lakukan pekerjaanmu dengan dasar pemahaman ini.

Cahaya mataku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, anak-anakku, ketika kalian ke sekolah, perhatikan apa yang kalian pelajari. Jangan berpaling melihat apa yang orang lain tengah lakukan. Jangan menghabiskan waktu mencari hal lain. Konsentrasilah pada apapun yang kalian tengah lakukan pada saat itu. Itu satu-satunya yang harus kalian pikirkan hingga pekerjaan itu selesai. Jika kalian shalat, konsentrasilah untuk shalat. Jika kalian membaca buku, konsentrasilah untuk membaca buku. Jika kalian punya pekerjaan lain, fokuslah disana. Konsentrasi secara dalam dengan kebijaksanaanmu. Niatkan untuk melakukan hal ini dalam setiap hal yang kau lakukan dan lakukan semuanya dalam nama Tuhan.

Cucu-cucuku, jangan dengarkan apa-apa yang orang lain katakan. Jangan mencari tahu apa yang mereka katakan tentang dirimu. Di dunia ini terlalu banyak kata-kata sia-sia dan kejahilan. Jangan hadapkan telingamu kepada suara duunia, kepada suara kejahilan. Akan tetapi hadapkan telingamu kepada suara Tuhan. Cintai pekerjaan yang harus kau lakukan dan hadapkanlah pendengaranmu kepada tugas itu.

Cahaya mataku, kerjakan setiap tugasmu dengan baik, dengan tanpa memerhatikan elemen dunia dalam dirimu. Dengannya lakukan sekian banyak kegiatan setiap harinya. Kebodohan, ilusi dan setan akan selalu bermain disana. Singkirkan permainan mereka yang ada di dalam diri dan jangan pikirkan untuk memainkannya di dunia luar.

Sayangku, cucu-cucuku. Setiap dirimu hendaklah memikirkan hal ini. Selalu jauhi hal yang buruk dan raih kebaikan, dan berbuat berdasarkan kebaikan. Raihlah sifat-sifat Tuhan, tindakan-tindakan serta perilaku-Nya dan buang sifat-sifat lain.

Cucu-cucuku, jika kalian bertumbuh dalam kebaikan ini, engkau akan menjadi hamba-Nya yang sejati. Engkau akan hidup sebagai hamba yang baik di dunia ini , dan kehadiranmu akan dibutuhkan baik di dunia ini maupun kehidupan berikutnya. Tuhan akan menerimamu sebagai hamba yang iman dan benar. Engkau akan menerima segenap kebaikan dari-Nya, dan dari semua kebaikan itu engkau akan meraup nikmat yang abadi.
Hiduplah sebagai orang yan baik kepada sesama dan kepada Tuhan. Berbaikhatilah kepada hatimu sendiri dan kepada kualitas kebijaksanaanmu.

Sayangku, cucuku. Renungkanlah hal ini dan hiduplah dalam jalan kebaikan yang halus ini. Aamin. Semoga Tuhan menolongmu.


(Muhammad Raheem bawa Muhaiyyaddeen)

No comments:

Post a Comment