"Wah hebat dia sekarang sudah jadi CEO di PT. Sukses Banget!"
"Keren ya sudah berhasil dia punya lima perusahaan berhasil!"
"Luar biasa ibu itu sukses mengurus anak, semuanya jadi 'orang'"
"Keren ya sudah berhasil dia punya lima perusahaan berhasil!"
"Luar biasa ibu itu sukses mengurus anak, semuanya jadi 'orang'"
Masyarakat umumnya mengaitkan definisi sukses dengan pencapaian duniawi. Yang namaya sukses itu kalau sudah punya ini-itu, mencapai ini-itu, melakukan ini-itu. Wajar saja, kebanyakan perlu dihibur dan berpengharapan dengan melihat bukti yang nyata. Tapi kalau hal itu dijadikan satu-satunya parameter ya repot. Karena secara logika dalam perusahaan tidak semua bisa jadi CEO, dalam bisnis tidak semua yang meroket. Hukum dunia mengenal piramida rezeki, seperti halnya rantai makanan di alam, ada yang lemah dan ada yang kuat yang jumlahnya lebih banyak. Oleh karenanya orang yang berkemampuan lebih berfungsi untuk menebarkan kemampuannya, apapun itu, baik berbentuk materi atau non material, kepada mereka yang berkekurangan. Demikianlah dunia dicipta dalam harmoni untuk saling berbagi dalam kasih sayang.
Semua memiliki perannya masing-masing. Oleh karenanya menjadi sangat penting untuk terlebih dahulu mengenali peran yang Gusti Allah berikan sebelum terburu-buru naik pentas dan memakai kostum yang salah serta memerankan skenario orang lain, pasti tidak pas, kalaupun dipaksakan bernyanyi pasti fals.
Negeri ini hanya akan makmur jika setiap orang tidak mengkhianati perannya masing-masing. Yang petani bertanilah dengan rajin, yang pedagang berdaganglah dengan jujur, yang politisi berkiprahlah dengan adil, yang penulis menulislah dengan hati, yang kerja di kantor bekerjalah dengan rajin, yang mengurus anak rawatlah dengan cinta. Tidak ada manusia yang tidak memiliki peran. Jangan tertipu oleh pandangan "peran besar atau kecil", itu hanya kepicikan hawa nafsu. Pahami bahwa setiap peran bernilai besar jika dilakukan dengan ikhlas. Ganjaran utuhnya memang baru terlihat nanti, sebagian di alam barzakh dan sebagian di alam akhirat, walaupun ada sebagian yang sudah bisa mencicipi manisnya karunia itu yang berjejak di kehidupan dunia. Baru nanti di alam ketika tirai dunia diturunkan terlihat siapa-siapa yang sukses memerankan peran yang diembannya masing-masing. Dan itulah kesuksesan yang sejati...
No comments:
Post a Comment