Saturday, December 1, 2018

Suatu hari saat sedang berada di toko buku sekonyong-konyong ada seorang perempuan mendekati dan berbisik, "Aku tahu kamu lelah, dia tidak memberikan banyak pertolongan untukmu. Kamu ingin tahu lebih jauh apa yang aku baca pada dirimu?" - dengan aksen Eropa Timur. "Sini, ikut aku" ajaknya dengan antusias dan senyum mengembang di wajahnya. Melihat raut wajahku yang penuh kebingungan dan keraguan, juga sedikit 'alert' jangan-jangan dia copet karena dia bicara begitu dekat denganku, maklum pernah dicopet sebelumnya - orang yang modusnya menyenggol badan dan dengan secepat kilat mengambil dompet yang ada di saku jaket. Perempuan itu berkata lagi, "Kita bicara di bangku luar saja, itu ibu dan anakku disana" sambil menunjuk kepada sebuah bangku panjang yang diduduki oleh perempuan tua dan anak laki-laki sekitar usia 10 tahun.
Aku pun melangkah keluar bersamanya, bersalaman dengan sang ibu dan anak laki-lakinya. Lalu duduk dan mendengarkan perempuan ini 'membaca' kehidupanku. Hingga pada satu titik dia berkata, "Aku punya rempah yang bisa kau manfaatkan untuk menambah energi, it's really good for you" Sambil tangannya memberikan sinyal kepada ibunya untuk memberikan sesuatu. Dan ia mengeluarkan sekantong rempah yang berbau jamu. "Smells good isn't it, for you it's only 20 euro". Oalaaah, jualan toh Cara yang manipulatif untuk berjualan. Padahal kalau dia mau datang menawarkan rempah itu apa adanya tanpa 'mumbo jumbo' tentang 'membaca kehidupanku' aku bisa saja tertarik membeli. But this? Ah...no thanks.
Saya jadi ingat dulu waktu zaman sekolah pernah ikut sebuah pergerakan 'membangun khalifah Islam''- something like that. Maklum darah muda, semangat melakukan sesuatu dengan impulsif dan masih mencari identitas. Usia yang sangat rentan untuk diubah menjadi 'radikal'. Dan saya begitu siap, sampai kepada satu titik mentornya bilang "orang yang di luar jamaah kita kafir dan karena ini situasi 'perang' maka harus mengumpulkan dana untuk berjihd, ya gamblangnya minta duit" wah ga jadi ah, ngga masuk akal buatku. Untung akal sehatku masih bisa berkata-kata dan aku pun mundur teratur. Pencarianku kemudian diganjar oleh Allah dengan menemukan guru yang tidak meminta balasan apapun, beliau menolong dengan tulus agar kita menemukan jalan yang haq menuju Allah, tanpa embel-embel 'jualan rempah' seperti perempuan di atas.
"Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” - QS Yaasiin: 21

No comments:

Post a Comment