Sunday, May 16, 2021

 Saya perhatikan dari semua orang yang saya wawancarai, keyakinan mereka kepada Tuhan signifikan meningkat ketika pernah dihadapkan pada hal-hal yang tak terduga dalam kehidupan. 


Ada yang sudah putus asa dan bahkan hampir bunuh diri, tapi Tuhan menolong lewat sebuah pertemuan dengan seseorang yang demikian menginspirasinya. 

Ada yang membenamkan dirinya dalam dunia maksiat dan tersadarkan melalui sebuah mimpi yang begitu nyata.

Ada yang sakit parah dan sudah divonis usianya tidak lama, lalu tiba-tiba sembuh dengan ajaib.

Ada yang orang tuanya sakit keras dan ia tidak punya uang untuk menebus pengobatannya, lalu tiba-tiba Allah kirim uang melalui donatur yang bahkan tak ingin diketahui identitasnya.


Dan banyak hal lagi hal yang serupa dalam kehidupan. Ketika jejak-jejak kehadiran-Nya demikian membekas dalam sanubari seseorang. Sebuah pengalaman yang tak tergantikan oleh apapun di dunia ini. Oleh karenanya, bagi orang yang beriman menghadapi kegaiban, ketidaktahuan, dan ketidakpastian adalah bagian dari perjalanan. Justru di situlah ruang dimana Tuhan hadir dengan jelas. Dibanding bila semua persoalan selalu terbayangkan solusinya, memiliki semua dan merasa tercukupi selamanya, yang akibatnya Tuhan jadi sebuah entitas kosong yang kita panggil dalam ritual yang hambar. 


Jika seseorang tidak pernah merasakan sebuah ruang fakir dimana kita hanya benar-benar hanya bisa mengandalkan Dia maka Sang Rabb tak akan pernah dikenal secara praktis. Hingga akhirnya waktu habis, kita menuju alam barzakh dan kelabakan menghadapi pertanyaan pertama malaikat Munkar dan Nakir, "Man Rabbuka?"

No comments:

Post a Comment