Almarhum nenek saya dulu anaknya 12. Beneran bisa bikin kesebelasan sepakbola plus satu pemain cadangan.
Hidupnya sangat bersahaja dari upah almarhum kakek membuat billboard iklan. Kadang ada, kadang tidak.Dulu, saat Indonesia baru merdeka relatif belum semakmur sekarang. Mau dapat beras saja harus ngantri, apalagi kebutuhan hidup lainnya. Pernah suatu hari cuma ada telur dua butir untuk dijadikan pendamping makanan. Sementara mulut yang harus diberi makan total ada 14. Apakah nenek saya muring-muring sama kakek? Sama sekali tidak. Beliau tidak kurang akal, dua butir telur yang ada dicampur dengan air dan terigu hingga jadi telur dadar yang enak dan banyak. Dan kakek saya tidak pernah mau duluan makan sebelum semua anaknya kenyang.
Demikian kasih sayang orang tua. Perjuangan hidup mereka demikian menginspirasi hingga sekarang
<3 Al Fatihah untuk mereka.
Sekarang anaknya sudah dewasa semua. Sudah beranak pinak. Hidup. Sehat tak kurang apapun.
Jadi, jangan dibuat gentar oleh keadaan ekonomi yang ada. Hidup itu selalu ada kejutan. Tak selalu 1+1=2. Bahkan hitungan Al Quran dari 1 bisa berbuah hingga 700 kali. Dimana ada perniagaan yang demikian menguntungkan kecuali dengan Allah? Maka pastikan kita punya iman dan identifikasi amal shalih dengan iman itu. Penghidupan yang baik (hayatan thayyiban) sudah jadi jaminan. Bukan kata saya ya. Kata Allah dalam Al Quran :)
No comments:
Post a Comment