Friday, July 22, 2022

 Mulang Tarima


Dalam Bahasa Sunda ada istilah "mulang tarima ka kolot" yang artinya berterima kasih kepada orang tua atas segala kebaikannya dalam memelihara dan mendidik kita sampai dewasa.

Makanya sering istilah ini mencuat ketika seorang anak diberikan pilihan menikah atau bekerja dan ia memilih untuk bekerja agar bisa fokus mengurus orang tua dan membalas budi baiknya. Walaupun sebenarnya kalaupun kita kerahkan seluruh kekayaan seumur hidup dan tenaga untuk orang tua, tak pernah bisa kita membalas setimpal segala apa yang telah mereka dedikasikan untuk diri kita.

Pengorbanan ibu yang menanggung sakit saat hamil dan melahirkan. Pengorbanan ayah yang mencukupi keluarga, menemani ke dokter, mencari penghidupan untuk keluarga. Semua itu tak akan pernah bisa dibalas dengan amal-amal apalagi uang semata. Oleh karenanya Rasulullah saw bersabda,

“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 10, shahih)

Jadi balasan yang setingkat dengan jasa kedua orang tua kita adalah membebaskan mereka dari perbudakan. Perbudakan apa? Perbudakan hawa nafsu dan syahwatnya. Sesuatu yang membuat jiwa mereka tertawan dan tidak bebas. Mungkin diperbudak oleh status, ingin dipandang sukses dan mulia di mata orang. Mungkin diperbudak oleh bangga diri dan gengsi. Mungkin diperbudak oleh ketergantungan kepada pertolongan orang lain.

Lantas bagaimana caranya membebaskan mereka dari perbudakan? Pertama, kita sendiri harus lepas dari perbudakan hawa nafsu dan syahwat. Karena bagaimana mungkin seorang tawanan yang terikat pada sebuah rantai bisa membebaskan tawanan lainnya.

Maka kuncinya taubat. Dengan taubat maka Allah akan mengaruniakan nur iman. Sesuatu yang hanya diberikan kepada seseorang yang menghendaki-Nya. Nur iman itu yang membuat kita mulai bisa membaca Al Quran dengan haq, mulai paham rambu-rambu kehidupan agar tidak nyelonong, menabrak pagar-pagar ketetapan-Nya. Dan cahaya iman itu yang bisa mengenali amal-amal shalih setiap orang di setiap saatnya dengan spesifik.

Yang ajaib adalah, seiring dengan intensitas cahaya dan kebenaran makin meningkat dalam diri kita, maka berkahnya akan melimpah juga kepada orang tua. Bahkan kepada orang tua yang sudah berada di alam barzakh.

Itulah cara kita mengubah semesta. Dimulai dari diri. Dimulai dari sujud dalam-dalam dengan sebuah ketakziman hati.[]

No comments:

Post a Comment