Wednesday, May 21, 2025

Memanah Rembulan

 Ada sebuah kisah rakyat di Jepang tentang seorang pemuda yang berambisi menjadi seorang pemanah terbaik di dunia. Untuk mewujudkan mimpinya ini ia mencari seorang guru memanah yang akhirnya ia temukan di tengah hutan. Guru itu berkata, “Untuk menjadi seorang pemanah terbaik kau harus bisa memanah sebuah obyek yang belum pernah seorang pun berhasil melakukannya.”

“Apa itu guru? Saya akan lakukan apapun itu.”

“Nak, kau harus memanah rembulan”

Maka mulailah pemuda itu menghabiskan hari-harinya dalam upaya keras untuk memanah rembulan. Hal yang disikapi dengan sangat skeptis oleh orang banyak, “Memangnya bisa?” Tapi tekad si pemuda sangat kuat. Siang malam ia senantiasa meluncurkan anak-anak panahnya. Bahkan pada saat bulan baru, dimana cahayanya sangat tipis terlihat, dia masih terus memanah ke arah bulan. Demikian ia terus berupaya berpuluh ribu kali untuk menancapkan anak panahnya ke permukaan bulan. Hingga akhirnya dia menyerah lalu menghadap sang guru dan berkata, “Maafkan saya guru. Telah saya coba memanah rembulan seperti yang kau minta, tapi tampaknya upaya saya tidak sia-sia.”

“Oh anakku, sebaliknya. Kau telah menjalankan tugasmu dengan sangat baik. Memang kau tidak berhasil memanah rembulan secara fisik, tapi tahukah sasaran yang sebetulnya dari latihan ini? Kau telah berhasil mengubah hatimu dengan mengadah ketekunan dan kesabaran selama ini. Itulah makna menjadi pemanah yang terbaik.”

***

Renungkanlah, pencapaian kehidupan tidak selalu berbentuk material. Bahkan hal-hal yang sangat berharga  kebanyakan bukanlah berbentuk materi. 

Jangan minder kalau merasa punya pekerjaan yang itu-itu aja.

Jangan kecil hatu kalau merasa karir mentok disitu-situ saja.

Jangan malu kalau rumah atau kendaraannya biasa saja.

Syukuri apa yang ada, karena semua bukan kebetulan disampaikan dalam kehidupan kita. Itu adalah kiriman dari Allah. Kalau kita tidak mensyukuri kiriman dari-Nya sama dengan tidak menghargai Sang Pengirim.

Panahlah rembulan-rembulan kehidupanmu. Jangan harapkan pamrih ini itu. Ikhlas melakukannya, karena yang disasar adalah rembulan hati. Agar dia bertumbuh dan makin mengenal-Nya. Insya Allah.


Rabu, Amsterdam, 21 Mei 2025 sepulang dari Subway, transit sejenak di perpustakaan Reigersbos untuk mengalirkan inspirasi dari buku Ganbatte! Ini🙏🏻

No comments:

Post a Comment