Thursday, August 15, 2013

Berani Menghadapi Kehidupan

Seseorang datang kepada Rasulullah dalam kesakitan dan mengeluh kepada beliau,
"Ya Rasulullah, aku dianiaya dan dipukul." 
Nabi menjawab dengan nada tegas, "Ketahuilah bahwa umat yang dahulu sungguh berat siksaannya, mereka disiksa dengan ditarik tubuhnya dari segala arah hingga putuslah ia, atau diikat dengan ikat baja hingga lepas daging dari tulangnya. Bersabarlah!"

Diperlukan modal keberanian bagi siapapun yang menempuh suluk. Berani untuk menanggung kesempitan, bencana dan keguncangan dalam hidup yang semuanya sebenarnya berfungsi untuk membersihkan diri kita di dunia ini. Pada akhirnya semua orang akan memasuki fase pembersihan-Nya, hanya ada yang diproses sejak dalam kehidupan dunia dan berani menghadapinya dengan sabar dan ada yang diproses di alam selanjutnya dengan konsekuensi kehilangan momen melakukan amal shaleh di dunia.

Orang yang berani bukan berarti orang yang berotot, atau orang yang ilmunya tinggi dan petantang-petenteng, akan tetapi mereka yang berani adalah mereka yang bersabar dan menjalani setiap fase kehidupan yang Allah takdirkan dengan hati yang sabar dan syukur. Ia berani untuk tidak mudah berkeluh kesah. Ia berani untuk tidak berhenti dalam perjalanan karena dirasa terlalu berat. Ia berani untuk menegakkan perintah-Nya saat yang lain melawannya. Dia juga berani untuk menerima kenyataan bahwa dirinya salah dan perlu perbaikan. Sungguh memulai perjalanan panjang ini membutuhkan kualitas orang yang pemberani. Sebagaimana seorang shiddiqiin berkata, ada 5 K , kunci untuk bertemu diri :
1. Keberanian
2. Ketabahan
3. Keuletan
4. Kemampuan
5. Kesabaran

(Disajikan ulang dari Kajian Hikmah Al Quran yang disampaikan Zamzam AJT, 21 Januari 2006)



No comments:

Post a Comment