Wednesday, August 14, 2013

Bersiap Untuk Diuji dan Menjadi Miskin

Seorang sahabat berkata kepada Nabi saw,
"Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai Allah!"
Nabi menjawab, "Jika demikian, bersiap-siaplah untuk diuji."
Kemudian sahabat itu berkata, "Ya Rasulullah, saya juga mencintaimu!" 
Rasulullah menjawab, "Jika demikian, siap-siaplah untuk miskin."

Ujian hidup itu suatu hukum yang pasti menimpa setiap orang, sejak orang tersebut dilahirkan hingga meninggal dunia takdir-takdir ujian hidup sudah ditetapkan yang tidak ada seorang pun bisa melarikan diri darinya, jadi tidak bisa kita hidup ini ingin santai-santai saja, tidak ingin ada masalah, itu hanya ilusi. Oleh karena itu penting untuk mengerti apa maksud Allah Ta'ala dibalik penimpaan ujian tersebut.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah berdoa sbb :

"Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin,
wafatkanlah aku dalam keadaan miskin, 
dan bangkitkanlah aku di antara orang-orang yang miskin."

Kemiskinan yang dimaksud Rasulullah saw ini adalah suatu situasi yang patut kita pahami dengan baik.
Dalam sejarah Rasulullah saw sendiri adalah seorang pedagang sukses, akan tetapi pengertian doa tersebut adalah beliau menginfakkan hartanya untuk sebuah kepentingan ummatan wahidah. Oleh karena itu, menjelang ajalnya Rasulullah menginfakkan semua harta yang dimilikinya hingga simpanannya yang di bawah tikar. Maka dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa kalau para nabi itu ketika meninggal tidak meninggalkan harta benda tapi meninggalkan pengetahuan agama.
Artinya miskin, karena ia menginfakkan semua atau sebagian besar hartanya fii sabilillah sehingga saat meninggal dunia harta itu tidak melekat di hatinya dan menjadi hijab di alam berikutnya.

(Disajikan ulang dari catatan pengajian Hikmah Al Quran yang disampaikan oleh Zamzam AJT, 21 Januari 2006)


No comments:

Post a Comment