Wednesday, August 14, 2013

Duka Cita Itu Bagaikan Muntahan

Nabi Muhammad mengatakan alasan engkau yang tidak menemukan kedamaian, 
Jadi kenapa engkau tidak menemukan kedamaian dan terus menerus dilanda duka cita? 
Karena duka cita itu bagaikan muntahan. 
Selama masih ada kenikmatan yang tinggal dalam perutmu engkau tidak akan diberikan apapun untuk dimakan. Dan orang yang muntah tidak akan mampu makan apapun
Ketika sudah selesai muntah lantas ia mampu makan...


(Jalaluddin Rumi)

Warna hidup kita,takdir yang menimpa kita itu semua muntahan hati kita. Buram atau cemerlangnya kehidupan yang menerpa kita adalah manifestasi dari apa yang terkandung di hati yang termanifestasikan ke bentuk luar. 


Ketika Nur Allah bertajali ke dalam hati kita, maka yang pertama kali terlempar itu adalah segala bentuk hijab-hijab hati, segala duka cita kita, hwa nafsu kita, kesombongan kita, semua hal itu akan mencengkram diri kita. 


Seseorang yang diberi rahmat oleh Allah Ta'ala akan dihabiskan proses pembersihan hatinya selama hidup di dunia, karena apabila seseorang mati sementara dalam hatinya masih banyak hijab maka semua itu akan termanifestasi. Oleh karena itu Rasulullah saw mengatakan bahwa di hari kiamat nanti orang-orang yang sombong akan dimakan oleh anjingnya sendiri. Anjing-anjing itu adalah kesombongan yang berwujud, diberikan bentuk luar. Sesungguhnya alam akhirat itu adalah alam manifestasi dari hati kita masing-masing, semuanya berbentuk konkrit di sana, apakah itu kesombongan, amarah, dendam, dengki, dsb.


(Disajikan ulang dari Pengajian Hikmah Al Quran yang disampaikan Zamzam AJT, 21 Januari 2006)

No comments:

Post a Comment