Saturday, September 16, 2017

Jangan Sampai Kalah Sama Burung

"Dalam hal rezeki dan sumber kehidupan, ahlul yaqiin, menyerahkan sepenuhnya kepada Allah serta menjadikan-Nya sebagai wakil (yang kepada-Nya dipasrahkan segala perkara). Karena mereka telah yakin bahwa Allah lebih menyayangi mereka daripada mereka sendiri terhadap dirinya."
- Imam At Turmudzi
Makna menyerahkan sepenuhnya kepada Allah tentang perkara rezeki ini bukan berarti menjadi pasif dan diam menunggu wangsit. Bukankah seseorang pernah ditegur karena seharian hanya beribadah di dalam mesjid dan mengandalkan saudaranya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan dikatakan bahwa sesungguhnya derajat saudaranya yang bekerja keras untuk mencukupi dia itu lebih tinggi derajatnya.
Maka makna berserah diri dalam konteks mencari rezeki adalah dalam pelaksanaannya harus sejalan dengan karsa Sang Pemberi Rezeki. Kebanyakan manusia kan guncang hatinya karena mengingkan rezeki datang dalam jumlah sekian saat ini juga, sedangkan Tuhan menghendakinya pada saat yang lain. Ada alasannya kenapa Rasulullah saw menjadikan bangsa burung sebagai contoh bagaimana etika menjemput rezeki, dalam haditsnya beliau bersabda: “Jikalau kamu bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sesungguh-sungguhnya, niscaya Allah memberi rezeki kepada kamu sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung yang keluar pagi-pagi dengan perut lapar dan pulang sore-sore dengan perut kenyang."
Memangnya bagaimana cara burung mencari makanannya?
Setiap burung dibekali kemampuan terbang, ketajaman pandangan, bentuk paruh, rentang sayap dan segala kemampuan fisik yang sangat spesifik sesuai dengan medan kehidupannya masing-masing. Bentuk paruh burung pemakan bangkai berbeda dengan burung yang menghisap sari bunga dan pemakan serangga. Apapun itu Allah senantiasa menyediakan makanan bagi mereka dalam setiap musim. Bagi burung pemakan bangkai akan selalu ada bangkai binatang yang tergeletak di sekitarnya. Bagi burung yang mencari makan di malam hari akan selalu dapat menangkap tikus yang begerak di kegelapan malam sekali pun. Seekor burung yang keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar akan senantiasa dijamin pulang dalam keadaan kenyang.
Manusia pun demikian, masing-masing dibekali 'paruh' dan 'sayap'nya masing-masing untuk mengais rezeki. Ada yang dimudahkan memasak, ada yang kuat fisiknya, ada yang encer otaknya, ada yang merdu suaranya. Semua adalah alat untuk menjelang rezeki 'sari bunga' dan 'serangga' yang Sang Pemberi Rezeki tebar setiap harinya. Kalau sekadar rezeki lahiriah jangan takut, tidak akan tertukar dan tidak akan mungkin direbut orang, masing-masing punya kantung rezekinya sendiri, dalam hadits Rasulullah bahkan bersabda bahwa datangnya rezeki lahir seseorang itu lebih cepat daripada datangnya kematian, artinya setiap orang ketika sudah habis jatah usianya pasti sudah menghabiskan jatah rezeki lahiriahnya di dunia. Permasalahan terbesar manusia adalah kebanyakan berpulang ke hadiratNya dengan membawa kantung rezeki batin yang kosong, tidak mengenalNya, minim ilmu tentang Nya, nah inilah golongan yang akan menyesal, naudzubillahimindzalik. Jadi kalau hanya masalah tagihan listrik, uang sekolah anak, biaya pengobatan dll kunci mencarinya ya kata Rasulullah tadi, dengan tawakal, biar kita ngga kalah sama burung...

No comments:

Post a Comment