Ketika sangkakala ditiupkan untuk kedua kalinya, maka seketika itu setiap manusia keluar dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari kubur kami?"
Inilah yang dijanjikan Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul dan segenap utusanNya.
Inilah yang dijanjikan Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul dan segenap utusanNya.
Sesungguhnya bunyi yang nyaring itu hanya sekali saja, lalu dalam sekejap mereka semua dihadapkan kepada Dia untuk dihisab.
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan ia tidak akan diberi balasan kecuali sesuai dengan apa yang ia kerjakan.
Di hari itu mereka yang berlambat-lambat dalam kebaikan akan menyesal, sementara mereka yang berlomba-lomba mengerjakan kebaikan akan menuai hasil kerja kerasnya.
Di hari itu mereka yang dicaci di dunia, dilecehkan bahkan difitnah atas kebaikan yang dilakukannya akan ditampakkan kebenarannya lalu mendapatkan ganjaran yang setimpal dan keadilan dariNya.
Di hari itu mereka yang bekerja dalam sepi, tanpa sepengetahuan orang lain, yang upayanya jauh dari pujian manusia; para ibu yang mengurus anak dan keluarganya dengan ikhlas, ayah yang memeras keringat dan bekerja keras untuk memenuhi tanggung jawabnya, anak yang mengurus orang tuanya yang telah uzur, mereka yang mengurus kerabatnya dengan tulus. Masing-masing akan mendapatkan balasan yang baik.
Inilah visi akhirat. Yang dengannya kita tidak sekadar mengukur hasil pekerjaan dan amal shalih kita semata-mata dari apa yang didapatkan di dunia dan tidak berkecil hati atas fenomena yang terjadi. Yakin bahwa Dia Maha Menyaksikan dan Dia akan memberi balasan pada kebaikan seseorang dengan takaran yang sangat presisi. Pantaslah Rasulullah saw mengajarkan jika di tangan kita ada benih dan sekalipun kita tahu besok akan kiamat maka tanamlah benih itu. Kiamat yang paling dekat dengan masing-masing adalah kiamat kecil yang berupa kematian yang tidak ada seorang pun tahu kapan waktu pastinya. Dengan kata lain, tanamlah kebaikan setiap saat. Lewat kata-kata kita, perilaku kita, sedekah kita, atau bahkan sekadar berwajah manis kepada sekitar. Tanamlah dan tak perlu mengharap imbalan, pujian atau terima kasih dari orang lain. Cukuplah Dia Yang Menyaksikan dan Yang Maha Membalas dengan adil.
(Referensi: QS Yaasiin [36]:51-54)
Tasikmalaya, 1 Januari 2018
1. 23 dini hari
No comments:
Post a Comment