Apa faedah uang jika makanan telah tersaji di meja makanmu?
Apa pula gunanya beragam roti jika perutmu dibuat kenyang?
Pun apa kuasa lapar jika tubuhmu diberi kekuatan untuk melaju sesuai dengan arahan sang pengendara?
Apa pula gunanya beragam roti jika perutmu dibuat kenyang?
Pun apa kuasa lapar jika tubuhmu diberi kekuatan untuk melaju sesuai dengan arahan sang pengendara?
Manusia banyak yang terlalu fokus kepada memohon uang, roti dan meminta dihindarkan dari lapar. Padahal pemberianNya bisa melompati semua kausalitas, menerobos alam pemahaman kita yang dangkal. Kita mengira papan catur dunia ini hanya dikendalikan oleh hukum sebab akibat, padahal ada hukum lain yang bahkan jauh lebih kuat yang logika kita dibuat pontang-panting karenanya. Karena ini adalah ruang Tuhan yang Dia ingin hadir dan dikenal.
Tak heran wajahmu memburam, kebahagiaanmu tak bertahan lama dan jiwamu merasa sengsara dalam mengikuti ritme Ilahiyah. Karena jiwamu dipaksakan bergantung kepada uang, roti dan dipertakuti oleh kelaparan - padahal tidak ada satu pun dari hal itu yang berpengaruh kepada entitas yang berasal dari alam malakut.
Tanggalkan kemelekatanmu maka kau akan merasakan hari raya yang bukan sekadar seremoni dua kali dalam setahun. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Arabi,
"Dalam baju keagungan aku kembali menjadi seorang hamba. Dan detik demi detik adalah hari rayaku."
"Dalam baju keagungan aku kembali menjadi seorang hamba. Dan detik demi detik adalah hari rayaku."
16 Ramadhan 1439 H
On the way to Groningen
On the way to Groningen
No comments:
Post a Comment