Banyak orang yang terjebak dengan persepsi kemegahan dunia ketika merespon kata "diberikan nikmat"oleh Allah. Yang dibayangkan adalah uang yang berlimpah, karir melesat, bisnis sukses, kepemilikan aset-aset dunia yang wow padahal kalau boleh ditilik-tilik kata 'nikmat' dalam Al Quran tidak ada sangkut pautnya dengan kepemilikan dunia. Biasanya kata nikmat atau anugerah berkaitan dengan sesuatu yang halus dan letaknya di hati, seperti hadits Rasulullah saw berikut:
“Tidaklah Allah menganugerahkan kepada seseorang sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.”
Jadi ketika tiba-tiba hati yang tenang menghadapi tingkah laku seseorang yang bikin kita mengelus dada, tiba-tiba diberi keriangan dan kesabaran menghadapi tingkah laku anak-anak yang kadang tak masuk akal, tiba-tiba diberi hati yang legowo dan memaafkan mereka yang menyakiti kita, nah itulah sebuah anugerah besar. Sesuatu kesegaran yang langsung diturunkan dari khazanah langit-Nya, sungguh tak ternilai harganya, karena tidak ada kursus singkat untuk mendapatkannya pun tak bisa diunduh di playstore.
But here is the tricky part... Kalau mau menerima kesabaran, maka harus berani diuji dalam kondisi dimana dibutuhkan kesabaran menghadapinya. Begitu pun kalau ingin diberi hati yang bersyukur harus bersedia ditempatkan dalam kondisi yang membuat sebagian besar manusia akan terjungkal karena keluhannya, hingga ia melihat saat hatinya disyukurkan , eh kok tiba-tiba lapang hati ini.
#Itu!
No comments:
Post a Comment