Wednesday, June 13, 2018

Seorang murid mengeluhkan keadaan ekonomi keluarganya yang senantiasa berkekurangan pada seorang syaikh. Di luar dugaan sang syaikh malah memberikan saran kepada majikan murid tersebut untuk mengurangi gajinya. Akan tetapi karena patuh dan percaya kepada tuntunan dari syaikhnya maka murid ini berserah diri kepada keputusan tersebut, walau hati cemas atas nasib keluarganya.
Beberapa bulan berlalu, murid ini kembali menemui sang syaikh untuk melaporkan keadaan terbarunya yang ternyata malah disebut berkecukupan dan lebih tenang. Sang syaikh lalu menjelaskan apa yang terjadi.
"Nak, ketika engkau bergaji lebih banyak maka pengeluaranmu menjadi lebih liar dan kau membelanjakan harta itu kerap bukan pada pos yang haq, sehingga kebatilan itu yang melumat kecukupan hidup diri dan keluargamu sebagai mekanisme timbangan Ilahiyah agar membersihkan diri dan hartamu. Akan tetapi ketika gajimu dikurangi engkau menjadi lebih berhati-hati dan menimbang dalam-dalam akan setiap sen dari harta yang akan kau belanjakan karena mengharap pertolongan Allah disana, maka di situ berkah Allah turun. Dan Allah adalah Yang Maha Mencukupi, bukan gaji bulananmu, bukan aset dan simpananmu ataupun bantuan dari handai taulan."
*****
Jelang masa membelanjakan uang THR, berhati-hatilah dalam meraih dana itu serta ketika membelanjakannya. Jangan mengambil harta yang bukan milik kita karena rakus dan ingin untung besar karena ia akan membawa malapetaka bagi diri dan keluarga. Harta yang tidak berkah akan dicabut dengan menyakitkan dengan penyakit, kecelakaan, malapetaka, hati yang kesat, malas beribadah dan juga akan berpengaruh buruk kepada kehidupan istri dan anak.
Juga sebelum merancang ingin ini-itu dalam pengalokasian dana, baik kiranya memohon kepada Allah agar menginspirasikan kebaikan dan membimbing kemana setiap dana sepatutnya disalurkan, agar harta itu tidak habis karena dibelanjakan oleh hawa nafsu dan syahwat yang akan berbalik menjadi azab dunia berupa sakit, kehilangan harta dll juga yang lebih berat azab di hari penghisaban nanti. Na'udzubillahimindzaalik[]

No comments:

Post a Comment