Tuesday, June 15, 2021

Rasanya inspirasi itu masuk seperti angin dari luar yang berhembus ke dalam diri. Ia membawa kesejukan tersendiri. Hadirnya sebuah ide, gagasan, pemikiran yang benar yang kita sadari bukan berasal dari dalam diri sendiri. 

Dengan demikian sadarilah bahwa kita sepatutnya menjadi 'ruang kosong' tempat Sang Pencipta semua itu menghembuskan kebaikan-kebaikan yang membuat dunia semarak dan dengan berbagai inspirasi yang menghangatkan. Sesuatu yang menggerakkan seorang ilmuwan, musisi, penulis, pelukis, pebisnis, pendidik, penyuluh, penyembuh dll menyuarakan ode yang sama tentang sebuah kebaikan dari Sang Maha Pencipta.

Dan semakin seseorang 'kosong' dari ego diri. Semakin ia merasa takjub dengan semua yang Dia hadirkan. Walaupun kadang berwujud sesuatu yang menyakitkan hati dan memusingkan kepala.  Tapi begitulah cara kita belajar di alam yang merupakan ujung dari selendang penciptaan. Kita tengah diajari kehadiran hijab-hijab cahaya, justru agar kita bisa melihat cahaya itu sendiri.  Dan agar kita mengetahui batas-batas diri, betapa diri tak berdaya jika suatu saat Sang Pencipta menghentikan segenap aliran inspirasi itu. Seperti fenomena "dead calm" - dimana angin sama sekali tidak berhembus berhari-hari tatkala kapal layar ada di tengah samudera - yang berpotensi membinasakan seluruh awak kapal karena kehabisan cadangan air dan makanan. 

Sering kita tidak sadar bahwa sekadar sebuah percik semangat untuk bangun di pagi hari, berolahraga, beraktivitas, bekerja, mengasuh anak dan mengerjakan segenap kegiatan yang ada hanya bisa berjalan ketika Dia meniupkan semua keinginan dan semangat itu dalam diri kita, yang tanpa itu kita akan bagaikan seonggok batu yang tak ingin bergerak. Orang mengatakan keadaan depresi, ada yang menyebutnya "burn-out", dalam level fisik fenomena yang serupa disebut sebagai paralisis. Kemudian banyak ilmuwan mencoba mendefiniskan hal itu dan mencoba memahami mekanisme bagaimana itu terjadi. Itu adalah hal yang sangat manusiawi, kebutuhan untuk memahami apa yang tengah terjadi. Tapi, kalau kita melihat ke cause prima dari semua ini. Tampaknya kita sangat tidak boleh menyepelekan keberadaan sebuah hembusan Ilahiyah. Hembusan yang sama yang bisa mengeluarkan kata "kun"!
Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment