Saturday, February 12, 2022

Jodoh tak lari kemana

 Buraidah bin Muhammad As-Sa'adi, yang memberitakan dari ayahnya, bahwa telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw, kemudian ia memohon kepada Rasulullah saw,


"Ya Rasulullah, sesungguhnya aku ingin menikahi seorang wanita, berdo'alah untukku!"

Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Seandainya malaikat Israfil, Jibril, Mikail, dan seluruh malaikat Pemikul 'Arsy secara bersama berdo'a untukmu, dan demikian pula aku berdo'a beserta mereka, maka tidaklah engkau akan berpasangan (menikah) kecuali dengan seorang wanita yang telah dituliskan-Nya untukmu!" - Sumber: "Asbaabul Wuruud", Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi Ad-Damsyiqi

Artinya memang jika sesuatu tidak tertulis di Lauh Mahfudz maka tidak akan bisa (terwujud). Kenapa demikian? Karena takdir dan segala kemungkinannya sudah tertuliskan untuk sebuah tujuan tertentu dalam rangka mengenal-Nya Sang Khazanah Tersembunyi. It's all prefectly balanced and weighted.

Jangankan keinginan syahwat atau hawa nafsu yang tidak jelas, bahkan jika keinginan itu sendiri berupa "himmah" sebuah keinginan yang agung untuk menuju Allah tapi kalau memang belum saatnya dan bukan takdirnya maka tidak akan berdaya dan bertekuk lutut di hadapan kuatnya tirai takdir kehidupan.

Rasanya persoalan "jodoh"ini pun bisa dibawa luas. Bukan sekadar pasangan hidup. Bisa jadi jodoh berupa pekerjaan yang didambakan, rumah idaman, kendaraan yang diinginkan, waktu "me time" yang ditunggu-tunggu (looking at myself xixi). Semuanya silakan direncanakan. Tapi saya belajar bahwa kesuksesan itu bukan diukur sejauh mana rencana kita menjadi terwujud, repot kalau begitu parameternya karena gimana kalau yang mendominasi masih hawa dan syahwat semua di balik rencana itu?

Maka yang jauh lebih penting dibanding mendapatkan pengabulan atas rencana kita adalah mengetahui bahwa kalaupun tidak terjadi sungguh rencana Dia jauh lebih baik dari sekadar rencana jangka pendek kita yang sempit.

Bagi sahabat yang bertanya demikian ke Rasulullah di atas apakah kabar dari Rasulullah kemudian dipandang menjadi petaka dan kesedihan? Seharusnya tidak. Justru informasi dari Rasulullah itu dalam sekali maknanya dan menjadi sebuah pertolongan bagi yang bersangkutan, bahwa jodoh yang Allah izinkan untuk kita sungguh sudah disiapkan. Dengan kata lain ngga usah terlalu ngebet atau terlalu terobsesi sama seseorang, sebuah barang, sebuah posisi, sebuah keadaan dll, belum tentu itu jodohnya. Work with the flow saja. Lebih ringan menjalaninya. Biar kita ngga sakit ;)

No comments:

Post a Comment