Berhati-hatilah dalam memilihkan anak-anak kita mainan, karena apapun yang mereka mainkan akan mereka tiru sifat dan karakternya. Jika anak diberi mainan monster, vampir, ular, singa, anjing dan binatang buas lain maka mereka secara tidak sadar akan menyerap sifat-sifat mainan itu. Kemudian kelak sifat-sifat itu akan muncul kembali dalam perilaku mereka. Pun jangan terlalu memanjakan anak dengan selalu menuruti keinginan mereka dan menyiramnya dengan kemewahan. Karena anak harus belajar menyerap nilai kesederhanaan dan tidak memanjakan hawa nafsunya supaya tidak menggurita.
Lebih baik mengajarkan anak sesuatu yang mengandung sifat kebaikan, ajarkan kepada anak bagaimana pohon bisa tumbuh dari sebutir benih dan memberikan ribuan buah bagi orang banyak, sebuah pohon tak pernah memakan buahnya sendiri. Ajarkan anak sifat penyantun, pemaaf, pemurah dan pengasih. Ajarkan juga mereka bagaimana membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Jika anak-anak diajari sifat kebaikan yang bersumber dari kebenaranNya maka mereka akan tumbuh kuat, tidak cengeng dan tidak mudah patah oleh gelombang kehidupan yang nanti niscaya akan menghantam mereka, oleh godaan dunia yang selalu menyilaukan, dan oleh tipu daya hawa nafsu diri mereka sendiri. Mereka akan belajar berkasih sayang dengan semua makhluk dan tidak menghabiskan waktu dalam kesia-siaan.
Yang lebih penting dari itu, orang tua tidak sekadar mengajarkan dengan kata-kata, karena pengajaran yang anak lihat lewat perilaku keseharian lebih tertanam dalam hati mereka selamanya. Inilah pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya, seperti sabda Rasulullah saw,
“Tidak ada pemberian yang lebih utama dari seorang ayah kepada anaknya, selain akhlak yang baik” (HR Tirmidzi).
(Referensi dari 101 Stories for Children, oleh Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)
No comments:
Post a Comment