Saturday, February 3, 2018

Pentingnya Belajar Sejarah Dalam Al Quran

Dalam Al Quran banyak disebutkan kisah tentang Bani Israil. Oleh karenanya penting bagi seorang muslim untuk mempelajari asal-usul Bani Israil, seperti apa dinamikanya, bagaimana jatuh bangunnya untuk bisa membaca hikmah yang terkandung di dalamnya.

Al Quran memberi visi untuk kita bahwa dalam mengkaji sejarah akan baik kalau kita melihat peta besarnya terlebih dahulu, kalau langsung terjun ke detail sejarah akan berat buat mereka yang belajar sekilas, akan tetapi kalau orang itu belajar secara sistematik dari awal maka akan dapat dibaca dengan baik.

Kita sebenarnya tidak sekadar melihat sejarah yang telah berlalu, akan tetapi mencoba membaca posisi kita masing-masing dalam rentang waktu ini. Penting untuk mengerti koordinat masing-masing, karena kita tidak lahir di luar ordinat ruang dan waktu. Kepentingan mempelajari sejarah dengan baik sebenarnya untuk menentukan fungsi kita baik sebagai individu maupun secara jamaah. Kita lahir di zaman apa, apa latar belakang yang ada dsb.

Manusia tidak akan pernah lepas dari masa lampaunya. Terkait dengan sejarah, kita tidak bisa memotong masa lampau, malah seharusnya menghargai proses yang telah terbentang demikian panjang. Itu sebabnya Al Quran pun bercerita tentang nabi-nabi, rasul-rasul dan para shiddiqin, karena di balik kisah mereka tersimpan bekal yang baik untuk kita hari ini, tetapi karakter manusia cenderung diperangkap oleh urusan yang hari ini, setan pun akan sibuk memalingkan wajah kita kepada urusan hari ini, uang hari ini, kesibukan hari ini, kesulitan hari ini, konflik hari ini dan lain seterusnya. Kalau kita hanya diperangkap oleh kehariinian dan memotong insaniyah kita yang panjang itu bagaikan orang yang sakit dan tidak memiliki obat.

Sejarah yang panjang itu sebenarnya mengobati kita dan memberi visi, karena itu kenapa dikatakan dalam Al Quran, "dan dalam kisah mereka ada sesuatu yang menguatkan fu'admu." (QS Yusuf: 111)

(Adaptasi dari Kajian Hikmah Al Quran yang disampaikan oleh Mursyid Zamzam AJT Tanuwijaya, 26 Agustus 2006)

No comments:

Post a Comment