Sering saya harus menahan diri untuk tidak mengerjakan proyek ini-itu, tidak mengambil pekerjaan di sana-sini, tidak terburu meraih kesempatan emas untuk sekadar berhenti sejenak dan bertanya kepadaNya, "Ya Allah, apa yang Engkau ingin aku kerjakan hari ini?"
Jika saya memilih satu aktivitas maka akibatnya aktivitas yang lain akan tertunda, sedangkan sisa nafas yang ada tidak banyak. Jelang usia 40 tahun saya tidak bisa sekadar nonton film just for fun, nongkrong sama teman sekadar ngobrol ngalor-ngidul yang tidak disertai perenungan dalam tentang kehidupan, atau baca buku hanya karena yang lain juga baca dan best seller, semua terasa mulai hambar jika Ia tidak ada disana. Setiap langkah dan keputusan juga harus dipertimbangkan masak-masak, karena jika salah langkah kita akan kehilangan aset yang berharga berupa waktu, sang nafas yang menjadi jalan agar kita mengenal mana yang fana dan mana yang abadi di sekolah dunia ini. Terasa diri semakin fakir dan tak berdaya. Untung ada Allah yang selalu dapat diandalkan <3
Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wa nikman nasiir. - Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.
Amsterdam, 26 Februari 2018 jam 9.51 pagi.
Renungan jelang usia 40 tahun
No comments:
Post a Comment