Tuesday, September 18, 2018

9.07 pagi di salah satu restoran cepat saji di Bandara Schiphol.
Antrian panjang mengerumuni meja pemesanan,
Orang-orang berdiri menenteng tas bagasi besar di sampingnya masing-masing.
Sepertinya para penumpang pesawat yang baru tiba, yang tidak puas dengan makanan pesawat.
Beberapa masih berpakaian rapih dan wajahnya tidak tampak kusam, sepertinya baru mau berangkat.
Para pekerja restoran bekerja dengan sigap melayani satu persatu permintaan para pelanggan.
Satu orang pekerja tampak beberapa kali menguap dan memasang tampang kecut.
Seperti baru menerima kabar bahwa besok dia harus berhenti dari pekerjaannya,
Atau mungkin semalaman ia berjaga karena anaknya sakit,
Atau mungkin tak tidur semalam karena bertengkar dengan pasangannya.
Apapun itu, aku kasihan melihat dia,
Kehilangan kesempatan melihat tingkah laku pelanggan yang kadang menggelikan,
Kehilangan kesempatan menikmati sejenak aroma kopi yang tersaji di pagi hari,
Kehilangan kesempatan menikmati hangatnya terpaan sinar matahari pagi yang menyeruak di antara celah-celah jendela.
Masalah hidup selalu ada kawan,
Tapi bahagia tidak pernah ditentukan oleh situasi yang mencengkram kita,
Bahagia itu bagaimana kita mempersepsi sesuatu.
We are in control of our own happiness.
Semoga Yang Maha Menghibur mencerahkan hatimu agar wajahmu bisa lebih cerah pagi ini.
Salam,
Dari pelanggan yang memesan roti panggang keju dan segelas kopi.

( 14 September 2018)

No comments:

Post a Comment