Pagi ini disapa via whatsapp oleh boss saya di tempat terakhir saya kerja sebelum hijrah ke Belanda, padahal kami sudah tak bertemu 8 tahun lamanya. Alhamdulillah disambungkan silaturahmi. Sapaan beliau membuat ingatan saya melayang ke waktu 16 tahun silam, sekitar tahun 2004 ketika beliau memilih saya menjadi Training Manager di sebuah perusahaan farmasi, sebuah posisi yang tidak sengaja didapatkan dari sahabat saya yang sedang mencari iklan lowongan pekerjaan di sebuah harian nasional justru untuknya dan saat membaca persyaratan iklan itu, dia bilang "ini kamu banget Tes!".
Kalau dilihat ke belakang, dalam perjalanan karir saya, setiap posisi atau pekerjaan yang saya dapatkan selalu datang begitu saja, seperti benda jatuh mengikuti tarikan gravitasi, effortlessly. Entah tawaran langsung tempat praktik dokter dari teman via sms (dulu belum musim internet😉), kerja di perusahaan farmasi, ditawari mengurus rumah sakit, atau kembali ditelepon oleh boss saya di farmasi dulu untuk berkecimpung lagi di bidang healthcare marketing, semua datang sendiri. Malah posisi-posisi yang saya cari-cari sendiri selalu tidak jadi, ada saja kendalanya, walau sudah tinggal tanda tangan kontrak kerja.
Ketika merenungi setiap tahap kehidupan itu, saya menjadi takjub, bagaimana Allah dengan sangat rapih menjalin takdir kehidupan saya. Tak ada selembar benang kehidupan pun yang sia-sia. Hari ini saya bisa katakan bahwa gara-gara teman saya 'iseng' menyuruh saya melamar di sebuah perusahaan farmasi sekitar 16 tahun lalu itulah yang membuat saya menjejak kehidupan baru di benua Eropa saat ini. Benar-benar hebat dan tak terduga desain hidup Allah itu.
Lalu ingatan saya terus menelusuri jejak kehidupan dahulu, hingga sekitar tahun 1999 saya ingat saya pernah duduk di balkon kamar saya di sepertiga malam terakhir, sambil memandang langit cerah bertabur bintang. Itulah saat saya tengah lelah betul dalam hidup, baik secara fisik atau mental, sebuah saat fakir. Saya betul-betul butuh visi besar kehidupan yang menjangkau akhirat, butuh jawaban atas pertanyaan yang senantiasa berdengung di kepala sejak saya berusia 13 tahun, tentang "Who am i? What is the purpose of my life?" Pertanyaan yang membuat saya tidak nyenyak tidur, bahkan sampai sekarang. Terus mencari kesejatian diri dan hal yang terbaik yang telah Dia siapkan. Kemudian jawaban-Nya tidak lama hingga Dia mempertemukan saya dengan seorang mursyid (guru) yang membimbing saja menemukan kesejatian diri dan mengajarkan hikmah dalam Al Quran.
Satu pesan mursyid saya yang langsung dipraktikkan saat itu dan membuat takdir hidup saya mengalir dari satu titik ke titik lain dengan indahnya, yaitu saat beliau mengutip hadits Rasulullah saw, "Barangsiapa yang memperbaiki hubungan dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan makhluk" tidak hanya itu, Allah juga memperbaiki kehidupan kita, dirapihkan, dibimbing kepada pekerjaan dan dunia yang lebih pas dengan fitrah kita, natur jiwa masing-masing. Lalu saya mulai rajin shalat dhuha dan shalat rawatib. Kemudian menambah jumlah rakaat shalat dhuha dari dua kadang menjadi 12 rakaat, terutama kalau malam sebelumnya tertidur dan ketinggalan shalat malam. Ternyata ikhtiar hamba yang lemah segitu saja sudah direspon luar biasa oleh-Nya. Masya Allah. Saya bersaksi untuk kebenaran hadist itu. And it worked everytime! I mean it, EVERY single time. Saat saya menghadapi persoalan di kantor, keluarga atau rumah tangga, alih-alih panik lalu membenamkan diri dalam upaya horisontal yang tak berujung. Sekarang saya mulai paham, how this game of life works, bentangkan sajadah, wudhu dan lakukan shalat. Setelah itu baru Allah biasanya mengilhamkan berbagai cara yang baik untuk menempuh ikhtiar, atau kalau memang tidak ada yang dapat dilakukan sabar saja menunggu, badai pun selalu berlalu, roda kehidupan terus berputar. Tak selamanya kita ada di bawah, pun tak selamanya kita ada di atas. Dan kalaupun saatnya datang kembali, saat kesedihan itu menjelang, saat kesulitan itu terasa menyesakkan dada, kita menjadi tidak panik karena paham kita sedang hidup dalam ruang Tuhan, Sang Penguasa semesta. Tidak ada satu atom dan makhluk pun yang tidak bisa tunduk kepada kehendak-Nya. All we need to do is ask...
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah : 153)
(24 agustus 2018)
No comments:
Post a Comment