Tuesday, September 18, 2018

Jalan ini adalah jalan orang yang remuk hatinya,*
Sudah tak punya selera dengan dunia,
Ia memainkan dunia di tangannya,
Tak pernah di hatinya.
Ketika orang banyak melihat sungai mengalir di depannya,**
Mereka minum seperti unta yang kehausan,
Sementara sang pencari Tuhan hanya meminum seciduk - dua ciduk
Sekadar cukup menyegarkannya dan melanjutkan perjalanan
Ia tahu aliran sungai sudah bercampur debu dunia
Yang ia cari hanya mata air yang murni
Ketika orang melihat lautan terbentang sebagai penghalang dan mulai goyah imannya menganggap Tuhan tidak tanggap terhadap permohonannya,***
Sang pencari Tuhan terus berjalan menuju titik yang Dia tunjukkan
Demi menyambut pertolongan-Nya membelah lautan,
Karena disitulah Firaun dan bala tentaranya akan dilumpuhkan.
=====
* Allah selalu menarik para nabi dan para kekasih-Nya di titik terlemahnya. (Kang Zam dalam Hikmah Luth as). Kesempitan hidup yang menghimpit kita, kegalauan hati yang terpasung dalam ketidakpastian, rasa sakit hati atau raga yang harus ditanggung adalah bentuk-bentuk penarikan-Nya agar manusia tidak lupa akan hal yang hakiki dalam hidup.
**Thalut berkata kepada pasukannya, “Sesungguhnya Allah menguji kalian dengan sungai. Siapa yang meminum airnya, maka ia bukan pengikutku. Kecuali mereka yang meminum dengan seciduk tangan.” (QS Al Baqarah :249)
*** Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q.S. Yunus : 90)

No comments:

Post a Comment