Untuk membuat kue yang baik tidak cukup hanya mengetahui macam bahan yang dibutuhkan, kita harus tahu takaran yang presisi. Selain itu sang pencipta kue akan memberi instruksi kapan menyatukan beberapa bahan terlebih dahulu dan menyisakan sekian bahan untuk disatukan pada tahap yang lain. Tidak cukup disana, proses pembakaran harus dilakukan dengan tepat, berapa derajat suhu yang diperlukan, bagaimana kombinasi api bawah dan api atas dsb.
Demikianlah, satu resep kue saja harus melalui tahap yang kompleks, terencana dan tidak bisa asal. Apalagi membentuk seorang manusia.
Sesungguhnya kelahiran seseorang berwujud manusia di bumi ini baru tahap awal dari sebuah perjalanan panjang menjadi manusia (being human). Tahap empat puluh tahun awal, yang setara dengan penciptaan dunia empat masa, adalah tahap mengolah dunia jasadnya. Dimana "Sang Pembuat Resep" sudah me-qadha-kan bahan-bahan tertentu untuk seseorang lengkap dengan takarannya yang presisi beserta seluruh proses pengolahannya.
Tentang kapan dia harus diaduk-aduk perasaan dan kehidupannya, kapan dibanting-banting, kapan dipanaskan di dalam pemanggang dan berapa lama. Sang Pencipta tentu paling tahu qadar kondisi seperti apa yang paling cocok untuk menyatukan semua bahan resep yang berbeda itu (telur, terigu, gula, dll) menjadi satu dan memiliki nama yang unik.
Dengan kesadaran bahwa kehidupan kita seluruhnya Dia yang menggenggam itu menjadi hati kita lebih tenang, dengan tenang yang sebenar-benarnya, bukan tenang artisial karena bersandar pada segala sesuatu selain-Nya yang pasti musnah itu.
Karena paham bahwa setiap penggal hidup kita adalah "by design", maka kita bisa "let go" masa-masa kelam sepekat apapun di masa lalu, memaafkan mereka yang menyakiti kita, dan bersabar akan kesempitan dan rasa sesak yang sekarang tengah menghimpit.
Kita semua dalam proses untuk menjadi manusia, setiap bahan yang diperlukan beserta seluruh prosesnya sudah diberikan. Maka kejadian bisnis gagal, ditipu orang, tidak jadi menikah, kehilangan orang yang dicintai, difitnah di tempat kerja dsb tak ada satu pun yang diluar 'resep'Nya. They really came for a purpose. Dengannya semoga kita bisa menjadi 'kue' yang enak, insya Allah 😊
- renungan selepas membuat kue dengan anak-anak
30 Agustus 2018
No comments:
Post a Comment