Wednesday, November 6, 2019
Anak-anak dapat tugas dari gurunya untuk mengumpulkan hal-gal yang berkaitan dengan musim gugur dari alam. Ini tugas yang bagus, dengannya anak diajarkan untuk menghargai dan mengobservasi alam. Daun-daun yang berguguran, biji-bijian yang berserakan di tanah dan ranting-ranting yang mulai menggundul tiba-tiba menjadi obyek-obyek yang menarik untuk mereka kumpulkan. Sementara untuk sebagian besar orang dewasa, tanda-tanda perubahan alam sering dianggap angin lalu saja, karena terlalu terserap perhatiannya dengan pekerjaan atau berbagai aktivitas keseharian.
Demikianlah, kita harus menjadi putera Sang Waktu. Artinya betul-betul menjunjung langit dimana bumi kita dipijak. Sedang ditempatkan di daerah tertentu, sedang berada dalam kesempitan, sedang ada di pekerjaan yang kurang disukai, dsb. Semua harus diterima dulu dengan baik, disyukuri sebagai pengajaran dari-Nya.
Seorang bijak berkata, "Kalau sedang berada di malam hari jangan meminta buru-buru terbitnya matahari." Kita semua punya "waktu malamnya" masing-masing. Simbol kegelapan. Dibuat bingung, tidak jelas masa depan, kadang khawatir. Tapi toh bahkan dalam kegelapan malam Allah senantiasa memberi petunjuk berupa bintang-bintang. Kalau saja langit tidak ditutupi oleh awan-awan mendung waham di dalam pikiran kita sendiri. Dan keindahan konstelasi bintang-bintang hanya dapat disaksikan oleh mata telanjang kita di malam hari. Jadi, apapun situasi kita per saat ini syukuri, alhamdulillah. Musim dingin pun akan berlalu, sebagaimana malam akan berganti siang.
Terima kasih nak, untuk pengingatnya hari ini❤
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment